Selasa, 22 Oktober 2019

Sejarah singkat Asta Gumuk

SUMENEP, KIM_PutraKalianget - Ilmu belum sempurna sebelum injak Asta Gumuk, Kiai Ali Barangbang dikenal sebagai ulama yang istimewa. Suatu hari, ia sempat memukul anak raja, hingga membuat raja murka dan diminta mengajari kera untuk mengaji. Berkat keilmuannya, si kera pun bisa mengaji. Selain itu, ada anggapan ilmu seseorang belum sempurna sebelum ziarah ke makamnya.



Di Desa Kalimo’ok, Kecamatan Kalianget, tepatnya di sebelah timur Lapangan Terbang Trunojoyo, terdapat makam atau orang Madura biasanya menyebutnya asta, yakni makam Kiai Ali Barangbang. Mengapa dikatakan Barangbang, karena makam itu terletak di Dusun Barangbang. Ada juga yang menyebutnya dengan Asta Gumuk, yang artinya makam yang terletak di tanah yang tinggi.

Kiai Ali Barangbang mempuyai silsilah dari Syekh Maulana Sayyid Jakfar, As Sidik atau dikenal dengan Sunan Kudus yang mempunyai keturunan Pangeran Katandur yang mempunyai empat anak yaitu : Kiai Hatib Paddusan, Kiai Hatib Sendang, Kiai Hatib Rajul, dan Kiai Hatib Paranggan.

Dari putra pertamanya yang bernama Kiai Hatib Paddusan inilah Kiai Ali Barangbang dilahirkan. Semasa hidupnya, penyiar agama Islam yang wafat 1092 H ini dikenal seba­gai seorang ulama besar yang sangat disegani. Bahkan raja Sume­nep juga pernah berguru kepadanya.

Menurut legenda, Kiai AIi mempu­nyai kelebihan di luar nalar, yakni bisa mengajari kera berbicara bah­kan sampai bisa mengaji. Diceritakan pada waktu itu, Sumenep pemerintahannya masih berbentuk kerajaan. Salah seorang raja mempu­nyai anak yang dititipkan kepada Kiai Ali untuk belajar mengaji. Ringkas cerita, pada saat belajar mengaji putra raja tersebut dipukul oleh Kiai Ali. Setelah itu putra raja pulang dan mengadukan sikap Kiai Ali pada sang ayahnya.



Mendengar itu, jelas raja sangat marah namun raja tidak langsung menghukum Kiai Ali. Ia lalu memerintahkan sang prajurit untuk memanggil Kiai Ali dan menanyakan alasan putranya sampai dipukul. Tanpa rasa takut Kiai Ali menjawab bahwa sebenarnya dia tidak berniat memu­kul putra raja melainkan kebodohanlah yang dipukulnya agar kebodohan itu tidak menemani putra ra­ja. Mendengar jawaban tersebut raja tersinggung putranya di anggap bodoh. Dengan marah raja lantas mengatakan hal yang sangat mustahil. Raja mengatakan bahwa jika memang K Ali bisa membuat orang pintar layaknya manusia dengan memukul, maka Kiai Ali boleh pulang membawa kera den­gan syarat harus bisa mengajari kera tersebut mengaji.

Ringkasnya, kera dibawa oleh Kiai Ali ke rumahnya. Dan setiap malam Kiai Ali mengajak kera itu untuk memancing bersamanya sehingga pada suatu malam kurang lebih 40 hari, Kiai Ali memberikan tali tambang yang terbuat dari sabut kelapa kepada si kera dengan cara mengikatkan pada jarinya lalu dibakarnya.

“Hai kera jika sampai pada jarimu api ini saat kunyalakan dan terasa panas di tanganmu maka teriaklah dengan mengatakan panas!” perintah Kiai Ali.Panas kiai, panas kiai hingga berulang-ulang kata si kera, Dan setelah itu kera di ajari membaca sholawat burdah setelah bisa belajar burdah di ajari mengaji hingga hatam. saat itulah kera bisa berbicara dan membantu kiai. Tiba saatnya sang kera un­tuk pulang ke keraton dan menunjukkan kemampuan mengajinya pa­da raja. Di keraton Kiai Ali mengadakan pertemuan besar dengan raja dan disaksikan oleh para punggawa kerajaan sekaligus mengadakan pesta. Setelah semua berkumpul, kemudian sang kera di beri Alquran dan betapa terkejutnya sang raja beserta para punggawa yang hadir ketika melihat dan mendengar kera mengaji dengan indah."

Setelah selesai mengaji Kiai Ali melemparkan pisang kepada kera dan Al-Qur'an di buang. lalu kiai Ali berkata “Ilmu Kalah Sama Watak” yang dalam bahasa maduranya “Elmo Kala ka Bebethek”. Dan raja pun ikut berbicara bahwa barang siapa yang menuntut ilmu tidak menginjak tanah Brangbang maka ilmunya dianggap kurang sempurna atau tidak syah.

Cerita Kiai Ali mungkin kedengarannya seperti legenda dan sulit dinalar akal sehat. Namun, entah karena legenda ituatau yang lainnya, makam Kiai Ali sampai sekarang tak pernah sepi dari kunjungan para peziarah. Mereka datang dengan berbagai tujuan dan keperluan.
Mulai yang urusan datang dengan tujuan keilmuan hingga yang soal urusan kelancaran rejeki.

P. Suhabi, selaku jurukunci makam Asta Gumuk yang sudah menjaga ma­kam ini kurang lebih sejak lima belas tahun lalu men­gaku para peziarah yang datang tidak saja sebatas dari Madura. Tapi, banyak juga yang datang dari Jawa, khususnya yang berasal dari daerah tapal kuda, seperti Situ­bondo, Probolinggo, dan Pasuruan. Mereka bisa datang secara rombongan maupun perorangan.

Namun, sayangnya menurut Su­habi, Asta Gumuk yang memiliki luas area sekitar 100 m X 150 m ini bagian atasnya belum beratap. “Ma­kam Kiai Ali memang tidak diberi atap karena beliau tidak mau, sebab pernah diberi tapi roboh disapu angin. Begitu seterusnya, setiap kali diberi atap selalu roboh. Karena itu­lah lantas ada kepercayaan bahwa makam beliau tidak mau diberi atap,” ujar Suhabi.

Jika makam Kiai Ali tidak bersedia diberi cungkup, tidak demikian yang bagian depannya. Bagian ini menurut Suhabi perlu diberi atap agar orang yang berziarah tidak kehujanan bila musim penghujan seperti begini. Satu-satunya tempat berteduh di tempat itu memang hanyalah mushola kecil dan tempat parkir yang ukurannya juga tidak terlalu besar sehingga tidak mencukupi jika kebetulan orang yang datang dalam jumlah yang besar. Karena itulah pihak-pihak terkait Su­menep perlu memperhatikan tem­pat ini..(Hr/KIM_PutraKalianget)

Jumat, 13 September 2019

Peringati Hari Lingkungan Hidup Se Dunia, Pemkab Sumenep Gelar Bersih-Bersih Di Bibir Pantai

MENEP, KIM_Putra Kalianget - Peringati Hari Lingkungan Hidup dan Pencanangan Eco Office, yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten Sumenep melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sumenep bertempat di Lapangan Merdeka, Kecamatan Kalianget, Sumenep, Madura, Jawa Timur. Jumat, 13/09/2019 pagi.

Kegiatan yang mengusung tema semangat "Biru Langitku Hijau Bumiku" dihadiri oleh istri Bupati, Nurfitriana, istri Wakil Bupati, Nia Kurnia, serta pimpinan OPD di lingkungan Pemkab Sumenep, semua Forkopimda Sumenep, Kepala Sekolah, pimpinan perusahaan serta para siswa.

Bupati Sumenep, Dr. KH. A. Busyro Karim,M.Si mengatakan bahwa, pentingnya kesadaran akan pelestarian lingkungan hidup harus terus ditingkatkan. Karena, hari demi hari kualitas lingkungan hidup semakin mengkhawatirkan.
"Setiap tahun tingkat polusi udara di dunia semakin bertambah dan semakin mengkhawatirkan hal tersebut akan berdampak negatif terhadap kita sendiri." kata Busyro Karim, dalam sambutannya.

Untuk saat ini polusi sudah menjadi ancaman besar, untuk kelangsungan hidup manusia, lanjut Bupati, terbukti dengan besarnya angka kematian yang disebabkan oleh polusi udara.

"Berdasarkan fakta-fakta yang di ungkap oleh PBB, tercatat bahwa kematian yang disebabkan oleh polusi udara 3 kali Lebih banyak dibandingkan kematian yang disebabkan oleh malaria, Tuberkulosis dan AIDS dalam setiap tahunnya." jelasnya Bupati Sumenep, Busyro Karim.
Busyro karim berharap, dengan adanya peringatan hari lingkungan hidup ini, dapat membangun kesadaran masyarakat untuk melakukan aksi-aksi positif dan nyata bagi kelestarian lingkungan.

"Udara yang baik adalah salah satu nikmat terbesar yang diberikan oleh tuhan kepada kita semua. Maka dari itu, kita harus menjaga dengan baik agar lingkungan hidup terus dan tetap terjaga." terangnya.

Bupati juga menambahkan, masyarakat Sumenep perlu terus meningkatkan kebersihan dan menjaga lingkungan. Dalam peraihan 10 kali Adipura adalah bagian wujud dari kepedulian semua pihak.
"Saat ini, Sumenep sudah memiliki 74 sekolah Adiwiyata tingkat kabupaten, 14 sekolah Adiwiyata provinsi, 2 sekolah mandiri, dan juga ada tingkat Nasional." imbuhnya.

Selain itu, dalam kesempatan yang sama, Kepala DLH Sumenep, Koesman Hadie juga menyampaikan, peringatan Hari Lingkungan Sedunia saat ini bertajub ‘Kendalikan Pencemaran Udara’, sedangkan tema Nasionalnya yakni ‘Biru Langitku, Hijau Bumiku’.

"Dengan kegiatan ini, bertujuan untuk membangkitkan kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan agar bersih, nyaman, dan ramah. Hal itu penting dilakukan, mengingat kondisi lingkungan semakin hari kualitas lingkungan cukup mencemaskan." tutupnya.
Kemudian, kegiatan tersebut dilanjutkan dengan bersih-bersih sampah yang bertaburan di lokasi Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia dan Eco Office. (Hr/KIM_PutraKalianget)

Minggu, 01 September 2019

Pemerintah Desa Kalianget Barat Meriahkan Malam Puncak HUT RI Ke-74


SUMENEP, KIM_PutraKalianget - Pada puncak acara kegiatan dibulan agustus ini Pemerintah Desa Kalianget Barat, Kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur menggelar Rokat Desa yang dikemas dengan tontonan Ludruk Rukun Kemala. Sabtu, 31/8/2019 malam.

Antusias masyarakat begitu besar dengan adanya tontonan ludruk ini terlihat dari banyaknya warga yang datang untuk menyaksikan kesenian ludruk ini, persembahan puncak acara dalam rangka peringati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-74 Tahun.

"Kegiatan ini adalah puncak dari serangkaian kegiatan hari kemerdekaan yang ke-74 RI. Dilanjutkan dengan ‘Rokat Desa’ dengan menampilkan kesenian Ludruk yang merupakan bagian dari keinginan masyarakat di Desa Kalianget Barat." kata Suharto, Kepala Desa Kalianget Barat, saat ditemui dilokasi.

Menurutnya, dalam melaksanakan program DD/ADD memang selalu melibatkan peran serta masyarakat dan partisipasi masyarakat.

Hal Ini menjadi harapan kita bersama. Karena saya yakin yang namanya membangun pemerintahan yang baik itu tidak hanya dipikirkan oleh Kepala Desa dan perangkat desa. Namun, harus melibatkan masyarakat yang kompeten dalam bidangnya.

"Oleh sebab itu, ini juga merupakan bagian dari tujuan pembangunan kita, salah satunya dibangun dalam bidang kesenian dan adat istiadat dalam budaya kita." jelasnya.

Bahkan kata dia, kegiatan tersebut sudah menjadi agenda tahunan di Desa Kalianget Barat dengan menyesuaikan dari permintaan masyarakat setempat.

Semenjak saya terpilih sebagai kepala desa, kesenian sperti ini memang rutin dilaksanakan setiap tahun sesuai dengan permintaan masyarakat. Dan tahun ini  menampilkan Ludruk Rukun Kemala.

"Alhamdulillah masyarakat sangat terhibur dan menyambut baik, karena ini yang diinginkan sejak dulu, yaitu adanya salah kegiatan yang bervariasi." tutupnya. (Hr/KIM_PutraKalianget)

Kecamatan Kalianget Peringati Puncak HUT RI Ke-74 Gelar Gerak Jalan

SUMENEP, KIM_PutraKalianget - Puncak peringatan HUT RI ke-74, Kecamatan Kalianget menggelar gerak jalan yang diselenggarakan oleh PT Garam Persero yang dimulai pukul 19.00 hingga 22.30 WIB. Sabtu, 31/08/2019 malam.

Peserta gerak jalan ini katagori umum, mulai dari tingkat sekolah SD, SMP, SMA, MI, SMK, berbagai instansi, Organisasi dan Umum yang ada di Desa-desa se Kecamatan Kalianget.

Start di lakukan depan kantor PT. GARAM (Persero) menuju arah timur belok kiri lalu kearah utara melalui jalan raya ke utara Kalianget Timur, Kalianget Barat, samping masjid, pertigaan , loji kantang kemudian Kalimook belok kiri menuju pertigaan kantor BMKG dan lanjut kembali finish depan kantor PT. GARAM (persero).

Babinsa Koramil 0827/02 Kalianget Serka Amin Jakfar dipercaya memulai acara dengan mengangkat bendera start. Gerak jalan yang rutin dilakukan setiap tahunnya dan acara malam ini sudah sekian kalinya dari berbagai macam gerak jalan yang sudah terselenggara sebelumnya." kata Amin pada awak media disela-sela membuka acara.

Menurutnya, peserta yang ikut sekitar 850 orang yang terdiri dari 76 regu atau kelompok meliputi 59 regu putra dan 17 regu putri.

"Rute gerak jalan dari start depan Kantor PT Garam Persero / Gedung Gerak dan finish di depan kantor PT Garam dengan jarak kurang lebih 8 kilometer." terangnya.

Dalam kesempatan itu, Kapten Inf Taryono Danramil 0827/02 Kalianget juga mengatakan, pihaknya secara ful mengerahkan anggotanya dalam pengamanan guna memperlancar gerak jalan tersebut.

"Bersinergi bersama pihak Polsek Kalianget dan masyarakat menempati titik-titik rawan guna mencegah hal-hal yang tidak diinginkan karena lumayan cukup jauh jarak tempuh 8 kilometer." ungkapnya.

Selain para peserta, panitia dan masyarakat yang hadir dalam kegiatan tersebut, hadir pula Forpimka Kecamatan Kalianget dan Dirut PT Garam Persero Kalianget Budi Sasongko beserta para Direksinya. (Hr/KIM_PutraKalianget)

Jumat, 30 Agustus 2019

Kecamatan Kalianget Meriahkan HUT KE-74 Republik Indonesia Dengan Karnaval Adat Budaya Madura

SUMENEP, KIM_Putra Kalianget - Kalender tahunan Kecamatan Kalianget di bulan Agustus adalah kegiatan karnaval, dengan tema ‘ADAT BUDAYA TRADISIONAL MADURA’ hal ini guna mengisi Hari Ulang Tahun (HUT) kemerdekaan RI ke-74 Tahun 2019, jumlah peserta tahun ini adalah 34 peserta, yang terdiri dari; SDN Kalanget Barat 1, SMP, SMA, SMK, Lembaga Pemerintah di kecamatan Kalianget dan organisasi Masyarakat serta PT Garam Persero.

Kegiatan Karnaval tahunan tersebut digelar guna Dalam rangka menanamkan nilai-nilai nasionalisme dan semangat patriotisme dikalangan masyarakat, lebih-lebih bagi generasi muda agar mereka memiliki semangat juang untuk mempertahankan keutuhan dan kemerdekaan NKRI.
Start karnaval kebudayaan berangkat dri depan balai desa kalimo’ok mengarah ke timur lapangan Sepak bola Adirasa, desa Kalianget Timur, Kecamatan Kalianget, kabupaten Sumenep. Kamis 29/08/2019.

Kegiatan Karnaval Adat budaya tradisional Madura tahun 2019 tersebut turut dihadiri oleh; Drs. H. Imam Fajar., MM, Camat Kalianget, Kapolsek Kalianget, Dirut PT Garam Persero yang di wakili, Segenap panitia hari Nasional sekecamatan Kalianget, Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S), Kelopak Kerja Guru Olahraga (KKGO) sekecamatan Kalianget, semua peserta berkontribusi positif atas lancarnya pelaksanaan kegiatan karnaval adat budaya tradisional Madura ini.

Dalam keterangan Drs. H. Imam Fajar., MM, usai sambutan menyampaikan bahwa, Budaya Karnaval (Pawai) merupakan salah satu bagian kegiatan yng tercantum dikalender tahunan Kecamatan Kalianget untuk memeriahkan HUT KE-74 Kemerdekaan RI, dan ini adalah bukti keperdulian masyarakat Kalianget terhadap perayaan kemerdekaan Republik Indonesa, kegiatan positif ini dapat terlaksana dengn lancar atas kontribusi dan dkerja keras semua panitia dan masyarakat setempat.

“Kegiatan karnaval karnaval tahunan ini harus diperthankan, jika bisa harus ditingkatkan untuk memberikan hiburan kepada masyarakat Kalianget sekaligus sebagai daya tarik dala memperingati HUT KE-74 kemerdekaan RI .” Kata Imam Fajar.

Dari pantauan awak media PRN Sumenep, Agus Selaku PJ Pemerintah desa Kalimo’ok, sangat mendukung sekali apa yang menjadi program tahunan kalender, dan kami selaku Pemerintah Desa Kalimo’ok senantiasa siap menyediakan tempat dan juga keamanan, hal ini untuk menjamin rasa aman masyarakat yang menonton karnaval tersebut .
" Kami sangat mendukung  seluruh pelaksanaan kegiatan tersebut, dan kami telah menyediakan tempat dan siap menjaga keaamanan selama terlaksannh kegiatan karnavl tersebut, dan ini kami lakukan agar masyarkat yang melihat  benar-benar merasa terjamin keamanannya dan dapat melihat pawai dengan tenang " ujarnya.

(KH/KIM Putra Kalianget)

Kamis, 15 Agustus 2019

Kabupaten Sumenep Menjadi Tuan Rumah Peresmian Kapal Rumah Sakit Terapung

SUMENEP, KIM_Putra Kalianget - Kementerian Perhubungan bersama Kementerian Kesehatan dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, resmi mengoperasikan Kapal Rumah Sakit (RS) Terapung di Perairan Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Kamis, (15/8/2019).

Kabupaten Sumenep menjadi tuan rumah peresmian kapal rumah sakit terapung. Rumah sakit yang baru pertama kali ada di Indonesia ini diresmikan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Kesehatan Nila Moeleoek dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

Peresmian yang dilakukan di Pelabuhan Kalianget, Kamis 15 Juli 2019 tersebut juga dihadiri oleh Bupati Sumenep A. Busyro Karim dan jajaran pemerintahan Kabupaten Sumenep.

Peluncuran kapal tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepakatan (MoU) antara tiga instansi, yakni Kementerian Perhubungan, Kementerian Kesehatan dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur di Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III Kalianget, Sumenep.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, dalam sambutannya menyampaikan banyak terima kasih kepada Menteri Perhubungan dan Menteri Kesehatan yang telah menyediakan kapal rumah sakit terapung untuk dioperasikan di wilayah Jawa Timur, termasuk di Sumenep. “Selain memberikan pelayan rumah sakit terapung tentu juga nantinya bisa memberikan pelayan tranportasi antar pulau.” ungkapnya.

Selain itu, pada kesempatan yang sama. Menteri Kesehatan RI, Nila Moeloek, berharap agar kapal rumah sakit terapung tersebut dapat memudahkan masyarakat, khususnya di wilayah kepulauan untuk mengakses pelayanan kesehatan. “Saya berharap dengan adanya MoU kali ini, pelayanan kesehatan di wilayah kepulauan lebih maksimal lagi ke depannya.” terangnya.

Sementara itu, Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi, mengungkapkan bahwa selain sebagai rumah sakit terapung, kapal tersebut sebagai hadiah untuk Kabupaten Sumenep dimomen kemerdekaan saat ini. “Pengoperasian kapal rumah sakit terapung ini sekaligus sebagai hadiah untuk warga Jawa Timur, khususnya Madura, menjelang Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia.” pungkasnya. (Hr/KIM Putra Kalianget)

Minggu, 21 Juli 2019

Pertama di Kabupaten Sumenep Meggelar Contes & Expo Sound Sistem 2019

SUMENEP, KIM_PutraKalianget - Dalam rangka semarak kontes & Expo Sound Sistem Sumenep-Madura yang tegabung dalam Paguyuban Sound System Sumenep Madura (PSSSM) menggelar Contes&Expo Sound System 2019, yang bertempat di Lpangan Taman Merdeka Kalianget, Kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumeneo, Madura, Jawa Timur. Minggu, 21/07/2019.

Kegiatan tersebut di hadiri oleh Wakil Bupati Sumenep, Achmad Fauzi, SH., Kapolsek Kalianget, PT. Garam (persero) Kalianget, tokoh masyarakat Sumenep, dan paguyuban soud sistem Madura, serta diikuti sebanyak 20 peserta pemilik audio sound system baik dari kota Sumenep sendiri dan dari luar kota Sumenep. Selain memamerkan suara dan bodi tampilannya, para pemilik audio sound juga mendapat ilmu dari para peserta lainnya serta dari para pemilik sound papan atas dari luar Sumenep.

Wakil Bupati Sumenep, Ahmad Fauzi, SH., dalam sambutannya mennyampaikan bahwa, sangat mengapresiasi dengan diadakannya kegiatan ini. Selain dapat mendekatkan Kostrad dengan pemilik soud yang lain, juga akan berdampak pada peningkatan soud sistem khususnya di daerah Sumenep. Dan berharap kegiatan ini dapat dilaksanakan setiap tahun.

"Kami sangat mendukung kegiatan contes sound ini, dimana nantinya dapat mendekatkan konstrad dengan pemilik sound yang lain, dan dapat meningkatkan sound sistem khususnya di Kabupaten Sumenep sendiri." kata Wabup Sumenep Achmad Fauzi, yang secara langsung membuka kegiatan kontes sekaligus pengokohan anggota PSSSM (paguyuban soud sistem Sumenep Madura).

Rediyanto, sekaligus Ketua Pelaksan Kegiatan berharap dengan terselenggaranya kegiatan contes & expo soud sistem ini dapat menyambung tali silaturahim dan menambah mutu sound sistem khususnya di wilayah kota sumenep.Selain itu, memberikan kesempatan bagi para peserta untuk menggali potensi di bidang teknis audio.

"Beberapa perusahaan audio sound system papan atas yang mensponsori acara tersebut akan memberikan pengetahuan lebih tentang teknis audio. Juga akan memutar sound system yang dibawa dari beberapa pemilik sound system papan atas dari Surabaya, Pamekasan, dan dari beberapa sound sistem ternama di Sumenep. yang akan melakukan demo sound system," katanya.

Sementara itu, Sulaiman, Ketua Paguyuban Sound System Madura (PSSM) juga menambahan sangat berapresiasi dan baru pertama kali di selenggarakan kontes sound system ini, dan itupun sudah melebihi 10 peserta demo.

"Pihaknya berharap kepada para peserta contes sound system ini khususnya di Kabupaten Sumenep sekamakin berkembang, maju, jaya dan tambah semakin cerah dimasa yang akan datang." tutupnya. (Hr/KIM_PutraKalianget)

Sejarah singkat Asta Gumuk

SUMENEP, KIM_PutraKalianget - Ilmu belum sempurna sebelum injak Asta Gumuk, Kiai Ali Barangbang dikenal sebagai ulama yang istimewa. Suatu h...