Jumat, 12 April 2019

Penduduk Desa Pinggir Papas Sebagian Besar Pengolah Garam

SUMENEP, Kimputrakalianget - Desa Pinggirpapas adalah masyarakat yang notabeninya adalah petani garam, dan garapan tersebut adalah milik PT.Garam (persero). semenjak tahun 2017 desa tersebut menjadi bagian dari program PKBL (Program Kemitraan Bina Lingkungan) PT.Garam dengana luas tanah 3/4 hektar.

Program kemitraan yang dibangun oleh BUMN RI ini, sudah mampu menyalurkan beberapa bantuan terhadap beberapa pengusaha kecil mitra binaannya, dengan jumlah 21, yang bergelut disektor perdagangan, jasa dan industri kerajinan.

Kepala Desa Pinggirpapas H.Ubaid menyampaikan bahawa dirinya sangat berterimakasih kepada pihak PT.Garam dengan adanya program PKBL yang terletak disebelah timur SDN Pinggirpapasa II.

"Dengan adanya program tersebut desa kami merasa sangat terbantu, hal tersebut juga dirasakan oleh bidang keagamaan, sosila dan kewirausahaan" ujarnya (Sabtu, 11 April 2019).

Ujarnya, dalam program PKBL, ada kesepakatan bagi hasil yaitu 50% untuk PT.Garam, 30% bagi pekerja, dan 20% diperuntukkan kas Desa, yang dialokasikan pada kegiatan-kegiatan kebudayaan, seperti petik lau dan lain sebagainya.

"Keberlangsungan PKBL PT.Garam kurang lebih 2 tahun, semenjak tahun 2017 dan 2018"ujarnya.

Pihak desa juga berharap program kemitraan bina lingkungan dibawah naungan PT.Garam,, memberikan bimbingan teknis kepada petani garam yang ada di pinggur papas demi meningkatkan kualitas serta kuantitas hasil produksi garam yang ada di desa Pinggir papas. (TI/Hr/Kimputrakalianget)

Kamis, 11 April 2019

Meminimalisir Angka Kematian Bayi, Kader Posyandu Bersinergi Dengan Rumah Zakat.

SUMENEP - Kimputrakalianget - Relawan Rumah Zakat bersama Kader Penggerak Posyandu Kalianget Barat kembali mengadakan kegiatan rutin. Kegiatan posyandu dilaksanakan di rumah ketua penggerak Posyandu. Kamis 11 April 2019.

Kegitan yang dimulai di mulai pukul 09.00 ini melibatkan 4 Kader Posyandu dan 1 Bidan Desa. Seperti biasa, kegiatan dimulai dengan penimbangan dan pemberian makanan tambahan terhadap anak.

Ibu Ida, Ketua Penggerak Posyandu menyampaikan, bahwa, Kegiatan Posyandu ini sangat penting dalam rangka untuk mengurangi angka kematian bayi. Sebab, kekurangan gizi serta dalam rangka mengetahui perkembangan pertumbuhan bayi di Desa Kalianget Barat.

"Alhamdulillah, hari ini yang hadir berjumlah 15 ibu dan anak saya sangat berterima kasih kepada Rumah Zakat sejak 2 tahun lalu sampai saat ini masih mau bekerjasama dengan masyarakat Desa Kalianget Barat." Ucapnya. (Hr/Kimputrakalianget)

Rabu, 10 April 2019

Desa Kalianget Barat Jadi Potensi Ekonomi Peternak Lebah Madu

SUMENEP - Kimputrakalianget - Peran Bank BPRS Bhakti Sumekar kian hari semakin meluas. Tak hanya terbatas pada bantuan modal kepada kelompok Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di sektor Batik Tulis semata, sepak terjangnya pun merembet pada berbagai segmen usaha dan taraf hidup banyak orang di berbagai daerah di di Kabupaten Sumenep. Dengan ini semakin jelas pula keberadaannya sebagai salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kabupaten Sumenep tak hanya memberi kesejahteraan ekonomi kepada para nasabah, melainkan sebuah kontribusi sosial-ekonomi tengah menjadi program yang mampu mengangkat strata ekonomi masyarakat bawah sekaligus menekan angka pengangguran di kalangan muda sebagaimana terjadi pada salah satu Peternak Lebah di Desa Kalianget Barat, Kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur.

“Perjalanan hidup memang tak terduga. Siapa yang menyangka kalau saya akan jadi peternak lebah dan hidup dari hewan penghasil madu,” begitulah kata pertama yang keluar dari Abdurrahaman, 39, ketika ditanya tentang perjalanan usahanya dalam budidaya lebah. Ia mengaku tidak pernah menyangka usaha yang digelutinya itu akan sukses serta dapat menjadi tumpuan ekonomi keluarga.

Abdurrahman adalah seorang peternak lebah di Dusun Kebun Kelapa, Desa Kalianget Barat, Kecamatan Kalianget yang cukup berhasil. Beternak lebah menurutnya, merupakan usaha yang dulu tidak pernah terbayangkan akan ia tekuni. Malah ia lebih membayangkan menjadi tukang Meubel terkenal dengan kualitas yang baik ketimbang sebagai tukang lebah, minimal dalam lingkup kota Sumenep. Tentu saja hal tersebut terjadi sebelum ia mencicipi ‘manisnya madu’ sang lebah, sebab waktu itu profesinya masih sebagai seorang tukang meubel.

"Dulu pekerjaan saya adalah mebel. Meski sekarang saya tidak lantas meninggalkan keahlian tersebut." Katanya.

Ia bercerita, ketertarikannya kepada lebah madu terjadi pada tahun 2007 silam. Yakni ketika kotak kayu yang ia letakkan di tembok tanpa terduga telah terisi lebah. Lebah tersebut lantas ia biarkan hingga dirasa cukup untuk waktu panen.

"Ketika panen pertama tersebut ada tetangga yang bilang mau membeli madu yang saya peras. Waktu itu, tetangga saya berani bayar Rp 10 ribu untuk satu cangkir madu." Ceritanya.
Berawal dari kejadian tersebut, Rahman merasa semakin tertarik. Ia berkeyakinan potensi ekonomi yang dapat dihasilkan dari madu lebah sangat besar. Perhitungannya cukup gampang, jika satu kotak saja dapat menghasilkan uang dengan mudah bagaimana jika memelihara lebih dari satu, maka tentu keuntungan yang didapat akan lebih berlimpah. Berangkat dari pertimbangan inilah kemudian dirinya memantapkan hati untuk memelihara lebah, meski secara teori tidak begitu pengalaman. Kurangnya pengalaman dan minimnya pengetahuan tersebut kiranya membuat Rahman menjalankan usaha lebahnya dengan cara alami. Yakni menunggu lebah datang dan mendiami kotak kayu (Gelodok) secara suka rela.

Ia meletakkan gelodok di sawah-sawah dan pepohanan sekitar rumah agar lebah yang bisa dipelihara bisa semakin banyak. Langkah tersebut cukup efektif karena dalam waktu yang tidak begitu lama, pria kelahiran 09 Januari 1976 ini mendapati lebih dari lima gelodok terisi lebah.

"Saya tidak menyangka ternyata memelihara lebah itu cukup mudah, namun hasil yang diperoleh sangat besar. Kita hanya perlu membuat sarang (Gelodok, Red), maka lebah tersebut akan datang dengan sendirinya." Terangnya.

Seiring berjalannya waktu, usaha Rahman terus berkembang. Hewan lebah yang pada mulanya hanya 1 gelodok berkembang menjadi 7, dari 7 meningkat lagi jadi 14 gelodok. Akan tetapi perjalanan usaha tersebut tidak lantas tanpa rintangan. Pernah suatu ketika, cerita Rahman, gelodok yang sudah terisi lebah tersebut tiba-tiba kosong. Hal tersebut terjadi ketika musim paceklik datang. Kata Rahman, dari 14 gelodok yang dia pelihara, cuma tersisa 4 gelodok saja yang masih terisi lebah. Kejadian ini sempat membuat Rahman tertekan. Namun pada akhirnya ia sadar bahwa tidak ada yang mudah dalam memulai usaha.

Rahman semakin sadar masih banyak ilmu yang belum diketahui tentang beternak dan memelihara lebah dengan baik agar tidak gulung tikar di tengah jalan. Atas dasar itu, ia lantas mengikuti pelatihan dasar yang diadakan Dinas Kehutanan dan Perkebunan se-Kabupaten Sumenep di Kota Malang. Tidak hanya itu, pada tahun 2011, ia juga mendaftar sebagai peserta pada Pelatihan Managemen Budidaya Lebah di Jawa Barat se-Jatim yang diadakan Kementerian Kehutanan.

"Dari pelatihan tersebut saya banyak mendapat ilmu dalam hal budidaya lebah. Termasuk bagaimana cara agar lebah yang sudah ada tidak kabur atau mati." Jelasnya.
Sangat beruntung, dari pelatihan itu pula Rahman mendapat bantuan berupa sarang lebah modern (stub) sebanyak 20 buah, dengan rincian 10 stub kosong dan 10 stub berisi bibit lebah dari Dishutbun.

Seperti kebanyakan UMKM, problem yang dihadapi Rahman adalah kurangnya modal yang dimiliki untuk mengembangkan usaha. Hal tersebut diakuinya cukup menghambat terhadap kemajuan usaha dan hasil produksi yang dicapai.

"Sebelum mendapat bantuan, ia mengaku tertatih-tatih dan kebingungan untuk mengembangkan usahanya. Akhirnya, terpaksa ia menjalani usahanya mengalir begitu saja. Memang, sebuah usaha akan semakin besar dan sukses jika disertai dengan kepemilikan modal yang kuat dari pengelola usaha." Paparnya.

Menurut Rahman, kalau modal yang dimiliki kuat, maka pikiran akan jalan sendiri untuk mencari cara bagaimana usaha tersebut tidak berhenti di tengah jalan. Seperti membeli alat yang dapat memaksimalkan produksi, memasarkan produk yang lebih luas, dan lainnya.

"Maka dari itu, di tengah kondisi modal pas-pasan yang dimiliki, Rahman mengaku bersyukur karena ada Program Penguatan Modal dari Bank BPRS Bhakti Sumekar yang memberikan solusi bagi UMKM untuk mengatasi masalah modal yang dihadapi." Ucapnya rahman sambil tersenyum.

Dengan bantuan tersebut, pelaku UMKM dapat leluasa melakukan inovasi untuk meningkatkan nilai jual produksi menjadi lebih baik. Jadi tidak berlebihan kiranya jika Rahman berkata bahwa Program Penguatan Modal dari Bank BPRS Bhakti Sumekar tersebut laksana angin segar di padang sahara. Sebab, melalui pinjaman modal yang didapat, ia dapat membeli alat-alat yang dapat meningkatkan terhadap produksi madu yang dihasilkan.

"Bersyukur sekali, mas. Karena saya menekuni usaha lebah madu ini bukan karena banyak modal, tapi karena berharap usaha ini dapat menjadi tumpuan ekonomi keluarga." ungkapnya.

Pihaknya mengaku sudah lama menjadi nasabah Bank BPRS Bhakti Sumekar, yakni sejak tahun 2012, dan memperoleh bantuan penguatan modal sebanyak empat kali. Bantuan tersebut dipergunakan untuk proses pengembangan koloni dan pembelian alat ekstraktor paska panen (alat pemeras madu, Red). Saat ini lebah yang dipelihara Rahman sebanyak 120 stub yang diletakkan di tanah kosong depan rumahnya. Dari produksi madu yang dihasilkan, Rahman mengaku mendapat omset mencapai Rp 5 juta tiap bulan. Hal tersebut didapat dari hasil penjualan baik via regular maupun via online yang dapat dipesan melalui akun facebook pribadinya atas nama Abd Rahman.
Sementara ukuran madu yang ditawarkan bermacam-macam dengan harga juga yang bervarian. Untuk madu ukuran botol kecil dengan isi 160 ml dibandrol Rp 25 ribu, madu dengan berat setengah kilo dipatok Rp 50 ribu, sedang untuk ukuran botol besar seberat 1 kg seharga Rp 100 ribu. Saat ini, ayah dua anak ini memiliki empat UKM binaan yang tersebar di Desa Kalianget Timur dan Kalianget Barat. Hasil madu dari 4 UKM tersebut ia gunakan untuk menutupi kekurangan barang yang dipesan terutama pelanggan via online seperti Blitar, Madiun, Tanggerang, Kalimantan, dan lainnya.

"Pelanggan online itu kalau pesan tidak sedikit, bisa 30 – 50 Kg. Jadi saya juga mengambil produksi madu yang dihasilkan dari 4 binaan tersebut." Pungkasnya. (Hr/Kimputrakalianget)

Selasa, 09 April 2019

Panwaslu Kecamatan Kalianget Wujudkan Pemilu 2019 Yang Beriman

SUMENEP, Kimputrakalianget - Pelaksanakan bimbingan teknis (Bimtek) Pengawas TPS Pemilu 2019 Desa Marengan Laok dan Kertasada oleh Panwaslu Kecamatan Kalianget yang di hadiri 35 orang ini bertempat di sekretariat Panwaslu Kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Senin 8 April 2019 kemarin.

Nampak hadir dalam kegiatan tersebut yaitu, Hernadi Ketua Panwaslu Kecamatan Kalianget, Komisioner Panwaslu Kecamatan Kalianget, Pengawas Desa Kertasada dan Marengan Laok Kecamatan Kalianget, Sekretariat Panwaslu Kecamatan Kalianget, Aipda Eko H. Polsek Kalianget, Pengawas TPS Desa Marengan Laok dan Kertasada.

Dalam acara Bimbingan Teknis (Bimtek) ada berbagai susunan acara di antaranya, Pembukaan, Sambutan Ketua Panwaslu Kecamatan Kalianget, Arahan Polsek Kalianget, Penyampaian materi bimbingan teknis oleh Komisioner Panwaslu Kecamatan Kalianget, Simulasi Pungut dan hitung suara, dan terakhir adalah penutup.

Hernadi Ketua Panwaslu Kecamatan Kalianget menyampaikan, Inti dari Bimbingan Teknis ini untuk membekali para Pengawas TPS mengenai teknis pengawasan pada pungut dan hitung suara Pemilu 17 April 2019 nanti.

"Termasuk pelaporan yang bersifat administrasi maupun aplikasi online Siswaslu. Polres Sumenep Bersih, Integritas & Aman (Beriman)." Singkatnya. (Hr/Kimputrakalianget)

Sabtu, 06 April 2019

Pemerintah Daerah Tingkatkan singkronisasi Program Terhadap PT. Garam Persero

SUMENEP, Kimputrakalianget - Pada tahun 1998 managemen PT. Garam memutuskan pindah kantor pusatnya ke Kota Surabaya. Kendati demikian, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini M. Soemarno, kembalikan ke Kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumenep, setelah di resmikannya kemaren. Sabtu 06 April 2019.

Achmad Fauzi, SH. Wakil Bupati Sumenep saat peresmian Kantor Pusat PT. Garam Persero di Kecamatan Kalianget menyampaikan, Pihaknya pasti mengintensifkan koordinasi dengan pimpinan PT. Garam Persero terkait dengan program CSR atau Bina Lingkungan, untuk melakukan komunikasi lebih mudah setelah Kantor Pusat kembali berada di Sumenep.

"Akan kami tingkatkan sinkronisasi program walaupun sebenarnya setiap program CSR atau Bina Lingkungan terhadap PT. Garam sudah diadakan koordinasi dengan Pemerintah Daerah." Katanya.

Menurutnya, Pemerintah Daerah dengan PT. Garam sebenarnya sudah melakukan kerja sama diantaranya yaitu pengembangan Kota Tua Kalianget sebagai destinasi wisata, guna mendukung Program Kunjungan Wisata atau Visit Sumenep.

"Sudah dilakukan penandatanganan kerja sama dengan PT. Garam akses jalan menuju pelabuhan rakyat serta dukungan akses jalan pembangunan sport center di Desa Patean Kecamatan Batuan." Jelasnya.

Disamping itu, pihaknya juga berharap dengan keberadaan Kantor Pusat PT. Garam di Sumenep ini benar-benar memberikan dampak positif terhadap perputaran ekonomi di Daerah, dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"Dengan kembalinya Kantor Pusat PT. Garam di Sumenep, bisa memberikan manfaat terhadap masyarakat terutama petani garam baik di Sumenep maupun Madura pada umumnya." Paparnya.

Sementara, pada kesempatan itu, Direktur Utama PT. Garam Persero, Budi Sasongko, juga mengatakan, pihaknya pasti berkomunikasi dan berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah, apalagi sebelumnya memang sudah ada kerja sama yang dilakukan seperti pengembangan Kota Tua Kalianget.

"Secepatnya kita akan menindaklanjuti kerja sama dengan Pemerintah Daerah utamanya dalam pengembangan objek wisata kota tua untuk mewujudkannya. Sebab, aset PT. Garam memiliki potensi yang sangat luar biasa dan bernilai tinggi." Tutupnya. (Hr/Kimputrakalianget)

PT. Pegadaian Lakukan Program Trobosan 'Memilah Sampah Menabung Emas'

SUMENEP, Kimputrakalianget - Merupakan sebuah program terobosan yang sangat positif terhadap kelestarian lingkungan. Melalui gerakan 'Memilah Sampah Menabung Emas' ini yang diseleggarakan oleh PT. Pegadaian bertempat di Pondok Marengan Indah, Desa Marengan, Kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur.

Program tersebut yang secara serentak dilaksanakaan di 12 Kantor Wilayah di seluruh Indonesia, termasuk di Kabupaten Sumenep, Madura.

Kuswiyoto, Direktur Utama PT. Pegadaian menyampaikan, melalui program tersebut, pihaknya ingin mengajak masyarakat agar lebih proaktif peduli terhadap lingkungan.

"Melalui gerakan 'Memilah Sampah Menabung Emas' ini kami lakukan sebagai wujud bakti dalam mendukung program Indonesia Bersih." Ucapnya. Sabtu (6 April 2019).

Kuswiyoto berharap agar program itu berjalan dengan lancar dan baik, dalam acara yang sama pihaknya juga meresmikan Bank Sampah.

"Bank Sampah ini nantinya berfungsi bagi masyarakat yang mendaftarkan dirinya sebagai nasabah, dapat menukarkan sampah yang diperoleh dengan tabungan emas atau uang, atas nama Pegadaian." Jelasnya.

Sementara Bupati Sumenep, KH A. Busyro Karim mengapresiasi program ‘Memilah Sampah Menabung Emas’ tersebut. Pihaknya berharap, itu juga akan ada di sejumlah Daerah kepulauan di Kabupaten Sumenep.

"Program ini sangat bagus. Sebab, ternyata membersihkan sampah tidak hanya menciptakan lingkungan yang sehat, tapi juga memberi penghasilan." ucapnya.

Sampah yang ditabung dalam Bank Sampah, nantinya akan dipilah dan dihancurkan dengan alat khusus. Kemudian diolah menjadi sejumlah barang yang bernilai ekonomis. (Hr/Kimputrakalianget)

Jumat, 05 April 2019

PT. Garam Persero Tbk Kalianget Gelar Pasar Murah

SUMENEP, kimputrakalianget - PT. Garam Persero Tbk. Kalianget menggelar Pasar Murah Se- Madura, tepatnya di Lapangan Merdeka kantor PT. Garam Kalianget, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Sabtu (06 April 2019).

Pagelaran Pasar Murah tersebut akan di buka hari ini sekitar Pukul 10.00 Wib akan dihadiri langsung oleh Bupati Sumenep KH. A. Busro Karim, M.Si dan juga Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M. Soemarno beserta rombongannya.

Kegiatan Pasar Murah yang di gelar hari ini di dampingi oleh Direktur PT. Garam Persero Tbk Sumenep. Dan juga di ramaikan oleh Perbankan dari berbagai UKM di dalamnya. Perlu di ketahui juga bahwa harga di Pasar Murah tersebut dibandrol mulai dari Rp. 10.000 per paket, maka dari itu ayo buruan kunjungi pagelaran Pasar Murah kali ini. (Hr/kimputrakalianget)

Kamis, 04 April 2019

Bank SPM Prioritaskan Grosir Dan Retail SIJA Sumenep

SUMENEP – Kimputrakalianget - Direktur Utama BPRS Sarana Prima Mandiri Pamekasan turut hadir dalam Fun Bike dalam rangka HUT REI sekaligus Grand Launching SIJA Grosir & Retail di Marengan, Kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, (31/03).

Direktur Utama BPRS Riyanto merasa bangga dengan Bank SPM termasuk salah satu pendukung acara ini.

"SIJA Grosir & Retail ini merupakan nasabah prioritas Bank SPM karena kami ikut membiayai investasi pembangunan swalayan yang cukup besar, lengkap mewah dan kemungkinan menjadi pusat grosir terbesar di Kabupaten Sumenep, sehingga wajar jika kami turut memeriahkan dan mensukseskan acara ini." Katanya.

Efendi Irawan, salah satu pengusaha muda dibidang property selaku pemilik swalayan yang merupakan putra Daerah Marengan Sumenep memang bertekad untuk menjadikan SIJA Grosir & Retail ini menjadi yang terbesar di Sumenep.

"Kami keluarga besar SiJa (Siti & Jamal) bertekad untuk mengembalikan kejayaan Marengan Tempo Doeloe yang dikenal sebagai Kota Niaga. Kami persembahkan sebuah pusat pembelanjaan yg representatif buat masyarakat Sumenep termasuk juga masyarakat dari Kepulauan2 yg ada di Sumenep." Ucapnya. Kamis 04/04/2019.

SIJA Grosir & Retail dengan bangunan 3 lantai, yang dibangun dengan konsep modern dan lengkap untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dengan harga bersaing.

Disamping itu, Pembeli dimanjakan dengan adanya escalator yang menghubungkan lantai 1 dan lantai 2 yang berisi semua kebutuhan pokok masyarakat. Di lantai 3 akan disediakan berbagai kebutuhan lainnya yang dilengkapi dengan sajian hiburan dan tempat kongkow sembari menikmati keindahan Sumenep. (Hr/kimputrakalianget)

Rabu, 03 April 2019

Gempa Kembali Di Rasakan Warga Kecamatan Raas Kabupaten Sumenep

SUMENEP, Kimputrakalianget - Kembali dirasakan guncangan gempabumi tektonik berkekuatan 4,5 Skala Richter diwilayah Kecamatan Raas, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, Rabu 03/04/2019 sejak pukul 15:32:33 WIB.

Dari hasil analisa Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menujukkan bahwa gempabumi ini berkekuatan M=4,5. Episenter terletak pada koordinat 7,17 LS dan 114,60 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 81 kilometer Tenggara Sumenep, Jawa Timur pada kedalaman 10 kilometer.

Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas sesar aktif.

"Dampak gempabumi berdasarkan laporan masyarakat berupa guncangan dirasakan di wilayah Raas II MMI," kata Kepala Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kalianget, Sumenep, Usman Khalid, dalam keterangan rilisnya yang diterima Kimputrakalianget.com

Menurut Khalid, Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami

"Gema ini tidak berpotensi tsunami, dan masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya." Tutupnya. (Hr/kimputrakalianget)

Selasa, 02 April 2019

PAUD Suryalaya Asah Kemampuan Menjahit

SUMENEP_KIMPutraKalianget - Salah satu upaya untuk merangsang tumbuh dan berkembang anak, adalah dengan melakukan kegiatan menjahit. Kegiatan tersebut, merupakan cara untuk mengetahui tingkat kemampuan motorik anak PAUD Al Quran Suryalaya Kolor, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Rabu (03/04/2019).

Dalam kegiatan itu, anak-anak berinteraksi langsung dengan menggunakan tangan dan mata untuk mendapatkan sebuah karya yang sudah dilakukan. Sehingga, hal itu dirasakan efektif dan menjadi salah satu cara untuk melatih keterampilan dasar anak dalam mempersiapkan diri pada kemampuan lebih lanjut.

Dartik, salah satu pendidik PAUD Al Quran Suryalaya mengatakan, Anak di usia dini bertumbuh dan berkembang menyeluruh secara alami, jika pertumbuhan dan perkembangan tersebut di rangsang, maka akan mencapai tahap optimal.

"Kegiatan menjahit pada anak usia dini tidak sama dengan orang dewasa. Menjahit pada anak usia dini dengan menggunakan pita atau tali, karena menjaga keamanan pada anak," ucapnya, Selasa (02/04).

Dartik juga menjelaskan, ada beberapa tahap dalam kegiatan menjahit pada anak usia dini. Di antaranya, yang pertama dengan empat lubang dan harus diberi angka 1- 4, kedua dengan enam lubang yang diberi angka 1- 6, dan ketiga dengan delapan lubang yang diberi angka 1- 8.

“Keempat dengan sepuluh lubang dengan memberi angka 1-10, kelima dengan dua belas lubang dengan memberi angka 1-12,” terangnya.

Sementara, tujuan dari kegiatan menjahit tersebut, yaitu untuk melatih motorik halus anak. Disamping itu juga melatih konsentrasi anak, kemampuan logika, dan melatih koordinasi mata, serta tangan anak. (Hr/KIM Putra Kalianget)

Sejarah singkat Asta Gumuk

SUMENEP, KIM_PutraKalianget - Ilmu belum sempurna sebelum injak Asta Gumuk, Kiai Ali Barangbang dikenal sebagai ulama yang istimewa. Suatu h...