Selasa, 22 Oktober 2019

Sejarah singkat Asta Gumuk

SUMENEP, KIM_PutraKalianget - Ilmu belum sempurna sebelum injak Asta Gumuk, Kiai Ali Barangbang dikenal sebagai ulama yang istimewa. Suatu hari, ia sempat memukul anak raja, hingga membuat raja murka dan diminta mengajari kera untuk mengaji. Berkat keilmuannya, si kera pun bisa mengaji. Selain itu, ada anggapan ilmu seseorang belum sempurna sebelum ziarah ke makamnya.



Di Desa Kalimo’ok, Kecamatan Kalianget, tepatnya di sebelah timur Lapangan Terbang Trunojoyo, terdapat makam atau orang Madura biasanya menyebutnya asta, yakni makam Kiai Ali Barangbang. Mengapa dikatakan Barangbang, karena makam itu terletak di Dusun Barangbang. Ada juga yang menyebutnya dengan Asta Gumuk, yang artinya makam yang terletak di tanah yang tinggi.

Kiai Ali Barangbang mempuyai silsilah dari Syekh Maulana Sayyid Jakfar, As Sidik atau dikenal dengan Sunan Kudus yang mempunyai keturunan Pangeran Katandur yang mempunyai empat anak yaitu : Kiai Hatib Paddusan, Kiai Hatib Sendang, Kiai Hatib Rajul, dan Kiai Hatib Paranggan.

Dari putra pertamanya yang bernama Kiai Hatib Paddusan inilah Kiai Ali Barangbang dilahirkan. Semasa hidupnya, penyiar agama Islam yang wafat 1092 H ini dikenal seba­gai seorang ulama besar yang sangat disegani. Bahkan raja Sume­nep juga pernah berguru kepadanya.

Menurut legenda, Kiai AIi mempu­nyai kelebihan di luar nalar, yakni bisa mengajari kera berbicara bah­kan sampai bisa mengaji. Diceritakan pada waktu itu, Sumenep pemerintahannya masih berbentuk kerajaan. Salah seorang raja mempu­nyai anak yang dititipkan kepada Kiai Ali untuk belajar mengaji. Ringkas cerita, pada saat belajar mengaji putra raja tersebut dipukul oleh Kiai Ali. Setelah itu putra raja pulang dan mengadukan sikap Kiai Ali pada sang ayahnya.



Mendengar itu, jelas raja sangat marah namun raja tidak langsung menghukum Kiai Ali. Ia lalu memerintahkan sang prajurit untuk memanggil Kiai Ali dan menanyakan alasan putranya sampai dipukul. Tanpa rasa takut Kiai Ali menjawab bahwa sebenarnya dia tidak berniat memu­kul putra raja melainkan kebodohanlah yang dipukulnya agar kebodohan itu tidak menemani putra ra­ja. Mendengar jawaban tersebut raja tersinggung putranya di anggap bodoh. Dengan marah raja lantas mengatakan hal yang sangat mustahil. Raja mengatakan bahwa jika memang K Ali bisa membuat orang pintar layaknya manusia dengan memukul, maka Kiai Ali boleh pulang membawa kera den­gan syarat harus bisa mengajari kera tersebut mengaji.

Ringkasnya, kera dibawa oleh Kiai Ali ke rumahnya. Dan setiap malam Kiai Ali mengajak kera itu untuk memancing bersamanya sehingga pada suatu malam kurang lebih 40 hari, Kiai Ali memberikan tali tambang yang terbuat dari sabut kelapa kepada si kera dengan cara mengikatkan pada jarinya lalu dibakarnya.

“Hai kera jika sampai pada jarimu api ini saat kunyalakan dan terasa panas di tanganmu maka teriaklah dengan mengatakan panas!” perintah Kiai Ali.Panas kiai, panas kiai hingga berulang-ulang kata si kera, Dan setelah itu kera di ajari membaca sholawat burdah setelah bisa belajar burdah di ajari mengaji hingga hatam. saat itulah kera bisa berbicara dan membantu kiai. Tiba saatnya sang kera un­tuk pulang ke keraton dan menunjukkan kemampuan mengajinya pa­da raja. Di keraton Kiai Ali mengadakan pertemuan besar dengan raja dan disaksikan oleh para punggawa kerajaan sekaligus mengadakan pesta. Setelah semua berkumpul, kemudian sang kera di beri Alquran dan betapa terkejutnya sang raja beserta para punggawa yang hadir ketika melihat dan mendengar kera mengaji dengan indah."

Setelah selesai mengaji Kiai Ali melemparkan pisang kepada kera dan Al-Qur'an di buang. lalu kiai Ali berkata “Ilmu Kalah Sama Watak” yang dalam bahasa maduranya “Elmo Kala ka Bebethek”. Dan raja pun ikut berbicara bahwa barang siapa yang menuntut ilmu tidak menginjak tanah Brangbang maka ilmunya dianggap kurang sempurna atau tidak syah.

Cerita Kiai Ali mungkin kedengarannya seperti legenda dan sulit dinalar akal sehat. Namun, entah karena legenda ituatau yang lainnya, makam Kiai Ali sampai sekarang tak pernah sepi dari kunjungan para peziarah. Mereka datang dengan berbagai tujuan dan keperluan.
Mulai yang urusan datang dengan tujuan keilmuan hingga yang soal urusan kelancaran rejeki.

P. Suhabi, selaku jurukunci makam Asta Gumuk yang sudah menjaga ma­kam ini kurang lebih sejak lima belas tahun lalu men­gaku para peziarah yang datang tidak saja sebatas dari Madura. Tapi, banyak juga yang datang dari Jawa, khususnya yang berasal dari daerah tapal kuda, seperti Situ­bondo, Probolinggo, dan Pasuruan. Mereka bisa datang secara rombongan maupun perorangan.

Namun, sayangnya menurut Su­habi, Asta Gumuk yang memiliki luas area sekitar 100 m X 150 m ini bagian atasnya belum beratap. “Ma­kam Kiai Ali memang tidak diberi atap karena beliau tidak mau, sebab pernah diberi tapi roboh disapu angin. Begitu seterusnya, setiap kali diberi atap selalu roboh. Karena itu­lah lantas ada kepercayaan bahwa makam beliau tidak mau diberi atap,” ujar Suhabi.

Jika makam Kiai Ali tidak bersedia diberi cungkup, tidak demikian yang bagian depannya. Bagian ini menurut Suhabi perlu diberi atap agar orang yang berziarah tidak kehujanan bila musim penghujan seperti begini. Satu-satunya tempat berteduh di tempat itu memang hanyalah mushola kecil dan tempat parkir yang ukurannya juga tidak terlalu besar sehingga tidak mencukupi jika kebetulan orang yang datang dalam jumlah yang besar. Karena itulah pihak-pihak terkait Su­menep perlu memperhatikan tem­pat ini..(Hr/KIM_PutraKalianget)

Jumat, 13 September 2019

Peringati Hari Lingkungan Hidup Se Dunia, Pemkab Sumenep Gelar Bersih-Bersih Di Bibir Pantai

MENEP, KIM_Putra Kalianget - Peringati Hari Lingkungan Hidup dan Pencanangan Eco Office, yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten Sumenep melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sumenep bertempat di Lapangan Merdeka, Kecamatan Kalianget, Sumenep, Madura, Jawa Timur. Jumat, 13/09/2019 pagi.

Kegiatan yang mengusung tema semangat "Biru Langitku Hijau Bumiku" dihadiri oleh istri Bupati, Nurfitriana, istri Wakil Bupati, Nia Kurnia, serta pimpinan OPD di lingkungan Pemkab Sumenep, semua Forkopimda Sumenep, Kepala Sekolah, pimpinan perusahaan serta para siswa.

Bupati Sumenep, Dr. KH. A. Busyro Karim,M.Si mengatakan bahwa, pentingnya kesadaran akan pelestarian lingkungan hidup harus terus ditingkatkan. Karena, hari demi hari kualitas lingkungan hidup semakin mengkhawatirkan.
"Setiap tahun tingkat polusi udara di dunia semakin bertambah dan semakin mengkhawatirkan hal tersebut akan berdampak negatif terhadap kita sendiri." kata Busyro Karim, dalam sambutannya.

Untuk saat ini polusi sudah menjadi ancaman besar, untuk kelangsungan hidup manusia, lanjut Bupati, terbukti dengan besarnya angka kematian yang disebabkan oleh polusi udara.

"Berdasarkan fakta-fakta yang di ungkap oleh PBB, tercatat bahwa kematian yang disebabkan oleh polusi udara 3 kali Lebih banyak dibandingkan kematian yang disebabkan oleh malaria, Tuberkulosis dan AIDS dalam setiap tahunnya." jelasnya Bupati Sumenep, Busyro Karim.
Busyro karim berharap, dengan adanya peringatan hari lingkungan hidup ini, dapat membangun kesadaran masyarakat untuk melakukan aksi-aksi positif dan nyata bagi kelestarian lingkungan.

"Udara yang baik adalah salah satu nikmat terbesar yang diberikan oleh tuhan kepada kita semua. Maka dari itu, kita harus menjaga dengan baik agar lingkungan hidup terus dan tetap terjaga." terangnya.

Bupati juga menambahkan, masyarakat Sumenep perlu terus meningkatkan kebersihan dan menjaga lingkungan. Dalam peraihan 10 kali Adipura adalah bagian wujud dari kepedulian semua pihak.
"Saat ini, Sumenep sudah memiliki 74 sekolah Adiwiyata tingkat kabupaten, 14 sekolah Adiwiyata provinsi, 2 sekolah mandiri, dan juga ada tingkat Nasional." imbuhnya.

Selain itu, dalam kesempatan yang sama, Kepala DLH Sumenep, Koesman Hadie juga menyampaikan, peringatan Hari Lingkungan Sedunia saat ini bertajub ‘Kendalikan Pencemaran Udara’, sedangkan tema Nasionalnya yakni ‘Biru Langitku, Hijau Bumiku’.

"Dengan kegiatan ini, bertujuan untuk membangkitkan kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan agar bersih, nyaman, dan ramah. Hal itu penting dilakukan, mengingat kondisi lingkungan semakin hari kualitas lingkungan cukup mencemaskan." tutupnya.
Kemudian, kegiatan tersebut dilanjutkan dengan bersih-bersih sampah yang bertaburan di lokasi Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia dan Eco Office. (Hr/KIM_PutraKalianget)

Minggu, 01 September 2019

Pemerintah Desa Kalianget Barat Meriahkan Malam Puncak HUT RI Ke-74


SUMENEP, KIM_PutraKalianget - Pada puncak acara kegiatan dibulan agustus ini Pemerintah Desa Kalianget Barat, Kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur menggelar Rokat Desa yang dikemas dengan tontonan Ludruk Rukun Kemala. Sabtu, 31/8/2019 malam.

Antusias masyarakat begitu besar dengan adanya tontonan ludruk ini terlihat dari banyaknya warga yang datang untuk menyaksikan kesenian ludruk ini, persembahan puncak acara dalam rangka peringati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-74 Tahun.

"Kegiatan ini adalah puncak dari serangkaian kegiatan hari kemerdekaan yang ke-74 RI. Dilanjutkan dengan ‘Rokat Desa’ dengan menampilkan kesenian Ludruk yang merupakan bagian dari keinginan masyarakat di Desa Kalianget Barat." kata Suharto, Kepala Desa Kalianget Barat, saat ditemui dilokasi.

Menurutnya, dalam melaksanakan program DD/ADD memang selalu melibatkan peran serta masyarakat dan partisipasi masyarakat.

Hal Ini menjadi harapan kita bersama. Karena saya yakin yang namanya membangun pemerintahan yang baik itu tidak hanya dipikirkan oleh Kepala Desa dan perangkat desa. Namun, harus melibatkan masyarakat yang kompeten dalam bidangnya.

"Oleh sebab itu, ini juga merupakan bagian dari tujuan pembangunan kita, salah satunya dibangun dalam bidang kesenian dan adat istiadat dalam budaya kita." jelasnya.

Bahkan kata dia, kegiatan tersebut sudah menjadi agenda tahunan di Desa Kalianget Barat dengan menyesuaikan dari permintaan masyarakat setempat.

Semenjak saya terpilih sebagai kepala desa, kesenian sperti ini memang rutin dilaksanakan setiap tahun sesuai dengan permintaan masyarakat. Dan tahun ini  menampilkan Ludruk Rukun Kemala.

"Alhamdulillah masyarakat sangat terhibur dan menyambut baik, karena ini yang diinginkan sejak dulu, yaitu adanya salah kegiatan yang bervariasi." tutupnya. (Hr/KIM_PutraKalianget)

Kecamatan Kalianget Peringati Puncak HUT RI Ke-74 Gelar Gerak Jalan

SUMENEP, KIM_PutraKalianget - Puncak peringatan HUT RI ke-74, Kecamatan Kalianget menggelar gerak jalan yang diselenggarakan oleh PT Garam Persero yang dimulai pukul 19.00 hingga 22.30 WIB. Sabtu, 31/08/2019 malam.

Peserta gerak jalan ini katagori umum, mulai dari tingkat sekolah SD, SMP, SMA, MI, SMK, berbagai instansi, Organisasi dan Umum yang ada di Desa-desa se Kecamatan Kalianget.

Start di lakukan depan kantor PT. GARAM (Persero) menuju arah timur belok kiri lalu kearah utara melalui jalan raya ke utara Kalianget Timur, Kalianget Barat, samping masjid, pertigaan , loji kantang kemudian Kalimook belok kiri menuju pertigaan kantor BMKG dan lanjut kembali finish depan kantor PT. GARAM (persero).

Babinsa Koramil 0827/02 Kalianget Serka Amin Jakfar dipercaya memulai acara dengan mengangkat bendera start. Gerak jalan yang rutin dilakukan setiap tahunnya dan acara malam ini sudah sekian kalinya dari berbagai macam gerak jalan yang sudah terselenggara sebelumnya." kata Amin pada awak media disela-sela membuka acara.

Menurutnya, peserta yang ikut sekitar 850 orang yang terdiri dari 76 regu atau kelompok meliputi 59 regu putra dan 17 regu putri.

"Rute gerak jalan dari start depan Kantor PT Garam Persero / Gedung Gerak dan finish di depan kantor PT Garam dengan jarak kurang lebih 8 kilometer." terangnya.

Dalam kesempatan itu, Kapten Inf Taryono Danramil 0827/02 Kalianget juga mengatakan, pihaknya secara ful mengerahkan anggotanya dalam pengamanan guna memperlancar gerak jalan tersebut.

"Bersinergi bersama pihak Polsek Kalianget dan masyarakat menempati titik-titik rawan guna mencegah hal-hal yang tidak diinginkan karena lumayan cukup jauh jarak tempuh 8 kilometer." ungkapnya.

Selain para peserta, panitia dan masyarakat yang hadir dalam kegiatan tersebut, hadir pula Forpimka Kecamatan Kalianget dan Dirut PT Garam Persero Kalianget Budi Sasongko beserta para Direksinya. (Hr/KIM_PutraKalianget)

Jumat, 30 Agustus 2019

Kecamatan Kalianget Meriahkan HUT KE-74 Republik Indonesia Dengan Karnaval Adat Budaya Madura

SUMENEP, KIM_Putra Kalianget - Kalender tahunan Kecamatan Kalianget di bulan Agustus adalah kegiatan karnaval, dengan tema ‘ADAT BUDAYA TRADISIONAL MADURA’ hal ini guna mengisi Hari Ulang Tahun (HUT) kemerdekaan RI ke-74 Tahun 2019, jumlah peserta tahun ini adalah 34 peserta, yang terdiri dari; SDN Kalanget Barat 1, SMP, SMA, SMK, Lembaga Pemerintah di kecamatan Kalianget dan organisasi Masyarakat serta PT Garam Persero.

Kegiatan Karnaval tahunan tersebut digelar guna Dalam rangka menanamkan nilai-nilai nasionalisme dan semangat patriotisme dikalangan masyarakat, lebih-lebih bagi generasi muda agar mereka memiliki semangat juang untuk mempertahankan keutuhan dan kemerdekaan NKRI.
Start karnaval kebudayaan berangkat dri depan balai desa kalimo’ok mengarah ke timur lapangan Sepak bola Adirasa, desa Kalianget Timur, Kecamatan Kalianget, kabupaten Sumenep. Kamis 29/08/2019.

Kegiatan Karnaval Adat budaya tradisional Madura tahun 2019 tersebut turut dihadiri oleh; Drs. H. Imam Fajar., MM, Camat Kalianget, Kapolsek Kalianget, Dirut PT Garam Persero yang di wakili, Segenap panitia hari Nasional sekecamatan Kalianget, Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S), Kelopak Kerja Guru Olahraga (KKGO) sekecamatan Kalianget, semua peserta berkontribusi positif atas lancarnya pelaksanaan kegiatan karnaval adat budaya tradisional Madura ini.

Dalam keterangan Drs. H. Imam Fajar., MM, usai sambutan menyampaikan bahwa, Budaya Karnaval (Pawai) merupakan salah satu bagian kegiatan yng tercantum dikalender tahunan Kecamatan Kalianget untuk memeriahkan HUT KE-74 Kemerdekaan RI, dan ini adalah bukti keperdulian masyarakat Kalianget terhadap perayaan kemerdekaan Republik Indonesa, kegiatan positif ini dapat terlaksana dengn lancar atas kontribusi dan dkerja keras semua panitia dan masyarakat setempat.

“Kegiatan karnaval karnaval tahunan ini harus diperthankan, jika bisa harus ditingkatkan untuk memberikan hiburan kepada masyarakat Kalianget sekaligus sebagai daya tarik dala memperingati HUT KE-74 kemerdekaan RI .” Kata Imam Fajar.

Dari pantauan awak media PRN Sumenep, Agus Selaku PJ Pemerintah desa Kalimo’ok, sangat mendukung sekali apa yang menjadi program tahunan kalender, dan kami selaku Pemerintah Desa Kalimo’ok senantiasa siap menyediakan tempat dan juga keamanan, hal ini untuk menjamin rasa aman masyarakat yang menonton karnaval tersebut .
" Kami sangat mendukung  seluruh pelaksanaan kegiatan tersebut, dan kami telah menyediakan tempat dan siap menjaga keaamanan selama terlaksannh kegiatan karnavl tersebut, dan ini kami lakukan agar masyarkat yang melihat  benar-benar merasa terjamin keamanannya dan dapat melihat pawai dengan tenang " ujarnya.

(KH/KIM Putra Kalianget)

Kamis, 15 Agustus 2019

Kabupaten Sumenep Menjadi Tuan Rumah Peresmian Kapal Rumah Sakit Terapung

SUMENEP, KIM_Putra Kalianget - Kementerian Perhubungan bersama Kementerian Kesehatan dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, resmi mengoperasikan Kapal Rumah Sakit (RS) Terapung di Perairan Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Kamis, (15/8/2019).

Kabupaten Sumenep menjadi tuan rumah peresmian kapal rumah sakit terapung. Rumah sakit yang baru pertama kali ada di Indonesia ini diresmikan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Kesehatan Nila Moeleoek dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

Peresmian yang dilakukan di Pelabuhan Kalianget, Kamis 15 Juli 2019 tersebut juga dihadiri oleh Bupati Sumenep A. Busyro Karim dan jajaran pemerintahan Kabupaten Sumenep.

Peluncuran kapal tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepakatan (MoU) antara tiga instansi, yakni Kementerian Perhubungan, Kementerian Kesehatan dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur di Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III Kalianget, Sumenep.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, dalam sambutannya menyampaikan banyak terima kasih kepada Menteri Perhubungan dan Menteri Kesehatan yang telah menyediakan kapal rumah sakit terapung untuk dioperasikan di wilayah Jawa Timur, termasuk di Sumenep. “Selain memberikan pelayan rumah sakit terapung tentu juga nantinya bisa memberikan pelayan tranportasi antar pulau.” ungkapnya.

Selain itu, pada kesempatan yang sama. Menteri Kesehatan RI, Nila Moeloek, berharap agar kapal rumah sakit terapung tersebut dapat memudahkan masyarakat, khususnya di wilayah kepulauan untuk mengakses pelayanan kesehatan. “Saya berharap dengan adanya MoU kali ini, pelayanan kesehatan di wilayah kepulauan lebih maksimal lagi ke depannya.” terangnya.

Sementara itu, Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi, mengungkapkan bahwa selain sebagai rumah sakit terapung, kapal tersebut sebagai hadiah untuk Kabupaten Sumenep dimomen kemerdekaan saat ini. “Pengoperasian kapal rumah sakit terapung ini sekaligus sebagai hadiah untuk warga Jawa Timur, khususnya Madura, menjelang Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia.” pungkasnya. (Hr/KIM Putra Kalianget)

Minggu, 21 Juli 2019

Pertama di Kabupaten Sumenep Meggelar Contes & Expo Sound Sistem 2019

SUMENEP, KIM_PutraKalianget - Dalam rangka semarak kontes & Expo Sound Sistem Sumenep-Madura yang tegabung dalam Paguyuban Sound System Sumenep Madura (PSSSM) menggelar Contes&Expo Sound System 2019, yang bertempat di Lpangan Taman Merdeka Kalianget, Kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumeneo, Madura, Jawa Timur. Minggu, 21/07/2019.

Kegiatan tersebut di hadiri oleh Wakil Bupati Sumenep, Achmad Fauzi, SH., Kapolsek Kalianget, PT. Garam (persero) Kalianget, tokoh masyarakat Sumenep, dan paguyuban soud sistem Madura, serta diikuti sebanyak 20 peserta pemilik audio sound system baik dari kota Sumenep sendiri dan dari luar kota Sumenep. Selain memamerkan suara dan bodi tampilannya, para pemilik audio sound juga mendapat ilmu dari para peserta lainnya serta dari para pemilik sound papan atas dari luar Sumenep.

Wakil Bupati Sumenep, Ahmad Fauzi, SH., dalam sambutannya mennyampaikan bahwa, sangat mengapresiasi dengan diadakannya kegiatan ini. Selain dapat mendekatkan Kostrad dengan pemilik soud yang lain, juga akan berdampak pada peningkatan soud sistem khususnya di daerah Sumenep. Dan berharap kegiatan ini dapat dilaksanakan setiap tahun.

"Kami sangat mendukung kegiatan contes sound ini, dimana nantinya dapat mendekatkan konstrad dengan pemilik sound yang lain, dan dapat meningkatkan sound sistem khususnya di Kabupaten Sumenep sendiri." kata Wabup Sumenep Achmad Fauzi, yang secara langsung membuka kegiatan kontes sekaligus pengokohan anggota PSSSM (paguyuban soud sistem Sumenep Madura).

Rediyanto, sekaligus Ketua Pelaksan Kegiatan berharap dengan terselenggaranya kegiatan contes & expo soud sistem ini dapat menyambung tali silaturahim dan menambah mutu sound sistem khususnya di wilayah kota sumenep.Selain itu, memberikan kesempatan bagi para peserta untuk menggali potensi di bidang teknis audio.

"Beberapa perusahaan audio sound system papan atas yang mensponsori acara tersebut akan memberikan pengetahuan lebih tentang teknis audio. Juga akan memutar sound system yang dibawa dari beberapa pemilik sound system papan atas dari Surabaya, Pamekasan, dan dari beberapa sound sistem ternama di Sumenep. yang akan melakukan demo sound system," katanya.

Sementara itu, Sulaiman, Ketua Paguyuban Sound System Madura (PSSM) juga menambahan sangat berapresiasi dan baru pertama kali di selenggarakan kontes sound system ini, dan itupun sudah melebihi 10 peserta demo.

"Pihaknya berharap kepada para peserta contes sound system ini khususnya di Kabupaten Sumenep sekamakin berkembang, maju, jaya dan tambah semakin cerah dimasa yang akan datang." tutupnya. (Hr/KIM_PutraKalianget)

Jumat, 19 Juli 2019

Untuk Melestarikan Tradisi Para Leluhur, Mayarakat Desa Pinggir Papas Gelar Adat Nyader

SUMENEP, KIM_PutraKalianget - Upacara tahunan kembali di gelar oleh masyarakat Desa Pinggir Papas, sejak hari Jum'at (19/7) kemaren. adat turun temurun (Nyader) ini masih dilestarikan oleh warga di wilayah Kabupaten Sumenep. Sebab tradisi ini sudah menjadi agenda tahunan oleh warga Desa Pinggir Papas, Kecamatan Kalianget, Sumenep, Madura, untuk keselamatan desa atau rokat desa.

Tradisi Nyadar dilakukan oleh warga Desa Pinggir Papas sejak pukul 6.00 WIB sudah tertata rapi, sekitar 500 panjang (tempat makanan untuk acara adat) di sekitar makam leluhur atau asta, masyarakat setempat mengenal dengan nama bujuk alias seorang pangeran bernama Anggosuto yang bertempat di Desa Kebundadap, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Sabtu, 20/7/2019.

Jumi'a, salah satu warga Desa Pinggir Papas yang baru saja menurunkan panjang itu mengakatan, Ratusan panjang tersebut berwarna merah yang diatasnya ada bungkusan dari daun pisang dan di dalam panjang itu berisi nasi lengkap dengan piringnya.
Tradisi nyadar ini di lakukan dalam setahun tiga kali berturut-turut dengan rentang waktu satu bulan berselang.

"Dalam bungkusan ini isinya nasi,
Acara ini akan dimulai nanti sekitar pukul 9.00 WIB. Dan rata-rata warga Desa Pinggir Papas dan Desa Karanganyar, kemarin acaranya nyekar, sekarang panjangan dan nanti dimulai sekitar pukul 9.00 WIB." tutupnya. (Hr/KIM_PutraKalianget)

Rabu, 17 Juli 2019

Untuk Mengoptimalkan Budidaya Perikanan Darat, Desa Kertasada Menggelar Bimbingan Bagi Petambak

SUMENEP, KIM-PutraKalianget _ Untuk mengoptimalkan budidaya ikan terhadap para petambak ikan, Dinas Perikanan Kabupaten Sumenep melalui Pemerintah Desa Kertasada menggelar Bimbingan Pengembalian Budidaya Perikanan Darat terhadap para petambak di Desa Kertasada, Kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Kamis, 18/07/2019.

Kegiatan yang berangsung hikmad itu bertempat di Balai Desa Kertasada, Kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumenep tersebut dihari oleh Camat Kalianget Drs. H. Imam Fajar, MM., Dinas Perikanan Moh. Subhan, S.Pi., dan Abdullah Haqiqi, serta sejumlah masyarakat para petambak ikan.

Sabuang, Kepala Desa Kertasada mengatakan bahwa, dengan adanya acara bimbingan terhadap para petambak untuk pengembangan budidaya perikanan darat ini kita harus benar-benar bisa memfungsikan dan memamfaatkan.

"Saya meminta kepada masyarakat Kertasada umumnya untuk dapat mengikuti tentang adanya acara ini terutama kepada semua para petambak yang ada di Desa Kertasada, sehingga lahan tambaknya dapat dimanfaatkan nanyi pada saat musim penghujan." kata Kades Kertasada saat sambutan. (17/07) malam.

Selain itu, Kades Sabuang juga mengatakan, dalam kegiatan bimbingan Pengembalian Budidaya Perikanan Darat ini nanti juga akan dilanjutkan dengan tanya jawab tentang perihal yang disampaikannya agar masyarakat yang membudidayakan ikan darat (ikan air tawar) dapat menguasai dan nanti bisa mengembangkannya.

Sementara, Moh. Subhan, S.Pi Dinas Perikanan Sumenep menjelskan tentang adanya pengelolaan tambak atau cara budidaya ikan air tawar jenis tambak dan juga cara untuk mendaptkan bantuan dari Dinas Perikanan.

"Dengan kegiatan ini sangatlah penting. Sebba, satu-satunya Kepala Desa yang ingin mengembalikan Budi daya Perikanan Darat terhadap Desa Kertasada hususnya, saya sangat berterima kasih dengan diadakannya kegiatan ini. Sebab, Madura begitu sangat potensi dalam pengembangan budidaya ikan air tawar." pungkasnya. (Hr/KIM-PutraKalianget)

Selasa, 25 Juni 2019

BNN Kabupaten Sumenep Bekerja Sama Dengan PT. Garam (Persero) Sumenep Peringati Hari Anti Narkotika Internasinal

Sumenep, KIM-PutraKalianget, Kalianget, Sumenep, Madura, Jawa Timur, Badan Nakotika Nasional Kabupaten (BNNK) Sumenep Peringati Hari Anti Narkoba se-dunia(Internasional), yang bertempat di Hall Kantor PT. Garam (Persero), dihadiri Bupati Sumenep, KH. A. Busyro Karim dan Diretur Utama PT. Garam Persero, Budi Sasongko. Selasa, 25/6/2019.

Bambang Sutrisno, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Sumenep menyampaikan, bahwa narkoba masih menjadi ancaman serius masyarakat Indonesia termasuk di wilayah Sumenep, dan peredaran narkoba sudah masuk ke pelosok-pelosok desa.

“Narkoba masih menjadi ancaman serius dan masalah yang harus berantas bersama,” ujar Bambang dalam sambutannya, di Hall Kantor PT. Garam Sumenep.

Kegiatan Hari Anti Narkoba se dunia tersebut diikuti oleh sejumlah perwakilan pelajar dan mahasiswa dari sejumlah lembaga pendidikan di Sumenep. Dan juga seluruh jajaran Muspida, mulai dari Bupati Sumenep, KH. A. Busyro Karim, Wakil Bupati, Achmad Fauzi, Kapolres dan Dandim Sumenep, serta Direktur Utama PT Garam Persero, Budi Sasongko.

Dalam sambutannya, Bupati Sumenep Abuya Busyro Karim menegaskan, bahwa narkoba masih menjadi ancaman utama  abgi para pemuda di Sumenep, lebih-lebih kalangan pelajar dan mahasiswa, dan semua elemen memiliki tanggung jawab untuk memerangi Narkoba. “Semua harus berperan aktif, untuk menjaga lingkungan sekitar agar jauh dari penyalahgunaan Narkoba,“ tandas Bupati Busyro.

Hadir juga motivator kondang dan tokoh pemerhati anak, Kak Seto Mulyadi, yang memaparkan tentang Bahaya Narkoba bagi generasi muda Bangsa Indonesia, sehingga pemuda di harapkan benar-benar menjaga diri dan lingkungannya agar tidak terpengaruh dengan iming-iming sesaat dari penyalahgunaan Narkoba.

(Hr/KIM-PutraKalianget)

Jumat, 12 April 2019

Penduduk Desa Pinggir Papas Sebagian Besar Pengolah Garam

SUMENEP, Kimputrakalianget - Desa Pinggirpapas adalah masyarakat yang notabeninya adalah petani garam, dan garapan tersebut adalah milik PT.Garam (persero). semenjak tahun 2017 desa tersebut menjadi bagian dari program PKBL (Program Kemitraan Bina Lingkungan) PT.Garam dengana luas tanah 3/4 hektar.

Program kemitraan yang dibangun oleh BUMN RI ini, sudah mampu menyalurkan beberapa bantuan terhadap beberapa pengusaha kecil mitra binaannya, dengan jumlah 21, yang bergelut disektor perdagangan, jasa dan industri kerajinan.

Kepala Desa Pinggirpapas H.Ubaid menyampaikan bahawa dirinya sangat berterimakasih kepada pihak PT.Garam dengan adanya program PKBL yang terletak disebelah timur SDN Pinggirpapasa II.

"Dengan adanya program tersebut desa kami merasa sangat terbantu, hal tersebut juga dirasakan oleh bidang keagamaan, sosila dan kewirausahaan" ujarnya (Sabtu, 11 April 2019).

Ujarnya, dalam program PKBL, ada kesepakatan bagi hasil yaitu 50% untuk PT.Garam, 30% bagi pekerja, dan 20% diperuntukkan kas Desa, yang dialokasikan pada kegiatan-kegiatan kebudayaan, seperti petik lau dan lain sebagainya.

"Keberlangsungan PKBL PT.Garam kurang lebih 2 tahun, semenjak tahun 2017 dan 2018"ujarnya.

Pihak desa juga berharap program kemitraan bina lingkungan dibawah naungan PT.Garam,, memberikan bimbingan teknis kepada petani garam yang ada di pinggur papas demi meningkatkan kualitas serta kuantitas hasil produksi garam yang ada di desa Pinggir papas. (TI/Hr/Kimputrakalianget)

Kamis, 11 April 2019

Meminimalisir Angka Kematian Bayi, Kader Posyandu Bersinergi Dengan Rumah Zakat.

SUMENEP - Kimputrakalianget - Relawan Rumah Zakat bersama Kader Penggerak Posyandu Kalianget Barat kembali mengadakan kegiatan rutin. Kegiatan posyandu dilaksanakan di rumah ketua penggerak Posyandu. Kamis 11 April 2019.

Kegitan yang dimulai di mulai pukul 09.00 ini melibatkan 4 Kader Posyandu dan 1 Bidan Desa. Seperti biasa, kegiatan dimulai dengan penimbangan dan pemberian makanan tambahan terhadap anak.

Ibu Ida, Ketua Penggerak Posyandu menyampaikan, bahwa, Kegiatan Posyandu ini sangat penting dalam rangka untuk mengurangi angka kematian bayi. Sebab, kekurangan gizi serta dalam rangka mengetahui perkembangan pertumbuhan bayi di Desa Kalianget Barat.

"Alhamdulillah, hari ini yang hadir berjumlah 15 ibu dan anak saya sangat berterima kasih kepada Rumah Zakat sejak 2 tahun lalu sampai saat ini masih mau bekerjasama dengan masyarakat Desa Kalianget Barat." Ucapnya. (Hr/Kimputrakalianget)

Rabu, 10 April 2019

Desa Kalianget Barat Jadi Potensi Ekonomi Peternak Lebah Madu

SUMENEP - Kimputrakalianget - Peran Bank BPRS Bhakti Sumekar kian hari semakin meluas. Tak hanya terbatas pada bantuan modal kepada kelompok Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di sektor Batik Tulis semata, sepak terjangnya pun merembet pada berbagai segmen usaha dan taraf hidup banyak orang di berbagai daerah di di Kabupaten Sumenep. Dengan ini semakin jelas pula keberadaannya sebagai salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kabupaten Sumenep tak hanya memberi kesejahteraan ekonomi kepada para nasabah, melainkan sebuah kontribusi sosial-ekonomi tengah menjadi program yang mampu mengangkat strata ekonomi masyarakat bawah sekaligus menekan angka pengangguran di kalangan muda sebagaimana terjadi pada salah satu Peternak Lebah di Desa Kalianget Barat, Kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur.

“Perjalanan hidup memang tak terduga. Siapa yang menyangka kalau saya akan jadi peternak lebah dan hidup dari hewan penghasil madu,” begitulah kata pertama yang keluar dari Abdurrahaman, 39, ketika ditanya tentang perjalanan usahanya dalam budidaya lebah. Ia mengaku tidak pernah menyangka usaha yang digelutinya itu akan sukses serta dapat menjadi tumpuan ekonomi keluarga.

Abdurrahman adalah seorang peternak lebah di Dusun Kebun Kelapa, Desa Kalianget Barat, Kecamatan Kalianget yang cukup berhasil. Beternak lebah menurutnya, merupakan usaha yang dulu tidak pernah terbayangkan akan ia tekuni. Malah ia lebih membayangkan menjadi tukang Meubel terkenal dengan kualitas yang baik ketimbang sebagai tukang lebah, minimal dalam lingkup kota Sumenep. Tentu saja hal tersebut terjadi sebelum ia mencicipi ‘manisnya madu’ sang lebah, sebab waktu itu profesinya masih sebagai seorang tukang meubel.

"Dulu pekerjaan saya adalah mebel. Meski sekarang saya tidak lantas meninggalkan keahlian tersebut." Katanya.

Ia bercerita, ketertarikannya kepada lebah madu terjadi pada tahun 2007 silam. Yakni ketika kotak kayu yang ia letakkan di tembok tanpa terduga telah terisi lebah. Lebah tersebut lantas ia biarkan hingga dirasa cukup untuk waktu panen.

"Ketika panen pertama tersebut ada tetangga yang bilang mau membeli madu yang saya peras. Waktu itu, tetangga saya berani bayar Rp 10 ribu untuk satu cangkir madu." Ceritanya.
Berawal dari kejadian tersebut, Rahman merasa semakin tertarik. Ia berkeyakinan potensi ekonomi yang dapat dihasilkan dari madu lebah sangat besar. Perhitungannya cukup gampang, jika satu kotak saja dapat menghasilkan uang dengan mudah bagaimana jika memelihara lebih dari satu, maka tentu keuntungan yang didapat akan lebih berlimpah. Berangkat dari pertimbangan inilah kemudian dirinya memantapkan hati untuk memelihara lebah, meski secara teori tidak begitu pengalaman. Kurangnya pengalaman dan minimnya pengetahuan tersebut kiranya membuat Rahman menjalankan usaha lebahnya dengan cara alami. Yakni menunggu lebah datang dan mendiami kotak kayu (Gelodok) secara suka rela.

Ia meletakkan gelodok di sawah-sawah dan pepohanan sekitar rumah agar lebah yang bisa dipelihara bisa semakin banyak. Langkah tersebut cukup efektif karena dalam waktu yang tidak begitu lama, pria kelahiran 09 Januari 1976 ini mendapati lebih dari lima gelodok terisi lebah.

"Saya tidak menyangka ternyata memelihara lebah itu cukup mudah, namun hasil yang diperoleh sangat besar. Kita hanya perlu membuat sarang (Gelodok, Red), maka lebah tersebut akan datang dengan sendirinya." Terangnya.

Seiring berjalannya waktu, usaha Rahman terus berkembang. Hewan lebah yang pada mulanya hanya 1 gelodok berkembang menjadi 7, dari 7 meningkat lagi jadi 14 gelodok. Akan tetapi perjalanan usaha tersebut tidak lantas tanpa rintangan. Pernah suatu ketika, cerita Rahman, gelodok yang sudah terisi lebah tersebut tiba-tiba kosong. Hal tersebut terjadi ketika musim paceklik datang. Kata Rahman, dari 14 gelodok yang dia pelihara, cuma tersisa 4 gelodok saja yang masih terisi lebah. Kejadian ini sempat membuat Rahman tertekan. Namun pada akhirnya ia sadar bahwa tidak ada yang mudah dalam memulai usaha.

Rahman semakin sadar masih banyak ilmu yang belum diketahui tentang beternak dan memelihara lebah dengan baik agar tidak gulung tikar di tengah jalan. Atas dasar itu, ia lantas mengikuti pelatihan dasar yang diadakan Dinas Kehutanan dan Perkebunan se-Kabupaten Sumenep di Kota Malang. Tidak hanya itu, pada tahun 2011, ia juga mendaftar sebagai peserta pada Pelatihan Managemen Budidaya Lebah di Jawa Barat se-Jatim yang diadakan Kementerian Kehutanan.

"Dari pelatihan tersebut saya banyak mendapat ilmu dalam hal budidaya lebah. Termasuk bagaimana cara agar lebah yang sudah ada tidak kabur atau mati." Jelasnya.
Sangat beruntung, dari pelatihan itu pula Rahman mendapat bantuan berupa sarang lebah modern (stub) sebanyak 20 buah, dengan rincian 10 stub kosong dan 10 stub berisi bibit lebah dari Dishutbun.

Seperti kebanyakan UMKM, problem yang dihadapi Rahman adalah kurangnya modal yang dimiliki untuk mengembangkan usaha. Hal tersebut diakuinya cukup menghambat terhadap kemajuan usaha dan hasil produksi yang dicapai.

"Sebelum mendapat bantuan, ia mengaku tertatih-tatih dan kebingungan untuk mengembangkan usahanya. Akhirnya, terpaksa ia menjalani usahanya mengalir begitu saja. Memang, sebuah usaha akan semakin besar dan sukses jika disertai dengan kepemilikan modal yang kuat dari pengelola usaha." Paparnya.

Menurut Rahman, kalau modal yang dimiliki kuat, maka pikiran akan jalan sendiri untuk mencari cara bagaimana usaha tersebut tidak berhenti di tengah jalan. Seperti membeli alat yang dapat memaksimalkan produksi, memasarkan produk yang lebih luas, dan lainnya.

"Maka dari itu, di tengah kondisi modal pas-pasan yang dimiliki, Rahman mengaku bersyukur karena ada Program Penguatan Modal dari Bank BPRS Bhakti Sumekar yang memberikan solusi bagi UMKM untuk mengatasi masalah modal yang dihadapi." Ucapnya rahman sambil tersenyum.

Dengan bantuan tersebut, pelaku UMKM dapat leluasa melakukan inovasi untuk meningkatkan nilai jual produksi menjadi lebih baik. Jadi tidak berlebihan kiranya jika Rahman berkata bahwa Program Penguatan Modal dari Bank BPRS Bhakti Sumekar tersebut laksana angin segar di padang sahara. Sebab, melalui pinjaman modal yang didapat, ia dapat membeli alat-alat yang dapat meningkatkan terhadap produksi madu yang dihasilkan.

"Bersyukur sekali, mas. Karena saya menekuni usaha lebah madu ini bukan karena banyak modal, tapi karena berharap usaha ini dapat menjadi tumpuan ekonomi keluarga." ungkapnya.

Pihaknya mengaku sudah lama menjadi nasabah Bank BPRS Bhakti Sumekar, yakni sejak tahun 2012, dan memperoleh bantuan penguatan modal sebanyak empat kali. Bantuan tersebut dipergunakan untuk proses pengembangan koloni dan pembelian alat ekstraktor paska panen (alat pemeras madu, Red). Saat ini lebah yang dipelihara Rahman sebanyak 120 stub yang diletakkan di tanah kosong depan rumahnya. Dari produksi madu yang dihasilkan, Rahman mengaku mendapat omset mencapai Rp 5 juta tiap bulan. Hal tersebut didapat dari hasil penjualan baik via regular maupun via online yang dapat dipesan melalui akun facebook pribadinya atas nama Abd Rahman.
Sementara ukuran madu yang ditawarkan bermacam-macam dengan harga juga yang bervarian. Untuk madu ukuran botol kecil dengan isi 160 ml dibandrol Rp 25 ribu, madu dengan berat setengah kilo dipatok Rp 50 ribu, sedang untuk ukuran botol besar seberat 1 kg seharga Rp 100 ribu. Saat ini, ayah dua anak ini memiliki empat UKM binaan yang tersebar di Desa Kalianget Timur dan Kalianget Barat. Hasil madu dari 4 UKM tersebut ia gunakan untuk menutupi kekurangan barang yang dipesan terutama pelanggan via online seperti Blitar, Madiun, Tanggerang, Kalimantan, dan lainnya.

"Pelanggan online itu kalau pesan tidak sedikit, bisa 30 – 50 Kg. Jadi saya juga mengambil produksi madu yang dihasilkan dari 4 binaan tersebut." Pungkasnya. (Hr/Kimputrakalianget)

Selasa, 09 April 2019

Panwaslu Kecamatan Kalianget Wujudkan Pemilu 2019 Yang Beriman

SUMENEP, Kimputrakalianget - Pelaksanakan bimbingan teknis (Bimtek) Pengawas TPS Pemilu 2019 Desa Marengan Laok dan Kertasada oleh Panwaslu Kecamatan Kalianget yang di hadiri 35 orang ini bertempat di sekretariat Panwaslu Kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Senin 8 April 2019 kemarin.

Nampak hadir dalam kegiatan tersebut yaitu, Hernadi Ketua Panwaslu Kecamatan Kalianget, Komisioner Panwaslu Kecamatan Kalianget, Pengawas Desa Kertasada dan Marengan Laok Kecamatan Kalianget, Sekretariat Panwaslu Kecamatan Kalianget, Aipda Eko H. Polsek Kalianget, Pengawas TPS Desa Marengan Laok dan Kertasada.

Dalam acara Bimbingan Teknis (Bimtek) ada berbagai susunan acara di antaranya, Pembukaan, Sambutan Ketua Panwaslu Kecamatan Kalianget, Arahan Polsek Kalianget, Penyampaian materi bimbingan teknis oleh Komisioner Panwaslu Kecamatan Kalianget, Simulasi Pungut dan hitung suara, dan terakhir adalah penutup.

Hernadi Ketua Panwaslu Kecamatan Kalianget menyampaikan, Inti dari Bimbingan Teknis ini untuk membekali para Pengawas TPS mengenai teknis pengawasan pada pungut dan hitung suara Pemilu 17 April 2019 nanti.

"Termasuk pelaporan yang bersifat administrasi maupun aplikasi online Siswaslu. Polres Sumenep Bersih, Integritas & Aman (Beriman)." Singkatnya. (Hr/Kimputrakalianget)

Sabtu, 06 April 2019

Pemerintah Daerah Tingkatkan singkronisasi Program Terhadap PT. Garam Persero

SUMENEP, Kimputrakalianget - Pada tahun 1998 managemen PT. Garam memutuskan pindah kantor pusatnya ke Kota Surabaya. Kendati demikian, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini M. Soemarno, kembalikan ke Kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumenep, setelah di resmikannya kemaren. Sabtu 06 April 2019.

Achmad Fauzi, SH. Wakil Bupati Sumenep saat peresmian Kantor Pusat PT. Garam Persero di Kecamatan Kalianget menyampaikan, Pihaknya pasti mengintensifkan koordinasi dengan pimpinan PT. Garam Persero terkait dengan program CSR atau Bina Lingkungan, untuk melakukan komunikasi lebih mudah setelah Kantor Pusat kembali berada di Sumenep.

"Akan kami tingkatkan sinkronisasi program walaupun sebenarnya setiap program CSR atau Bina Lingkungan terhadap PT. Garam sudah diadakan koordinasi dengan Pemerintah Daerah." Katanya.

Menurutnya, Pemerintah Daerah dengan PT. Garam sebenarnya sudah melakukan kerja sama diantaranya yaitu pengembangan Kota Tua Kalianget sebagai destinasi wisata, guna mendukung Program Kunjungan Wisata atau Visit Sumenep.

"Sudah dilakukan penandatanganan kerja sama dengan PT. Garam akses jalan menuju pelabuhan rakyat serta dukungan akses jalan pembangunan sport center di Desa Patean Kecamatan Batuan." Jelasnya.

Disamping itu, pihaknya juga berharap dengan keberadaan Kantor Pusat PT. Garam di Sumenep ini benar-benar memberikan dampak positif terhadap perputaran ekonomi di Daerah, dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"Dengan kembalinya Kantor Pusat PT. Garam di Sumenep, bisa memberikan manfaat terhadap masyarakat terutama petani garam baik di Sumenep maupun Madura pada umumnya." Paparnya.

Sementara, pada kesempatan itu, Direktur Utama PT. Garam Persero, Budi Sasongko, juga mengatakan, pihaknya pasti berkomunikasi dan berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah, apalagi sebelumnya memang sudah ada kerja sama yang dilakukan seperti pengembangan Kota Tua Kalianget.

"Secepatnya kita akan menindaklanjuti kerja sama dengan Pemerintah Daerah utamanya dalam pengembangan objek wisata kota tua untuk mewujudkannya. Sebab, aset PT. Garam memiliki potensi yang sangat luar biasa dan bernilai tinggi." Tutupnya. (Hr/Kimputrakalianget)

PT. Pegadaian Lakukan Program Trobosan 'Memilah Sampah Menabung Emas'

SUMENEP, Kimputrakalianget - Merupakan sebuah program terobosan yang sangat positif terhadap kelestarian lingkungan. Melalui gerakan 'Memilah Sampah Menabung Emas' ini yang diseleggarakan oleh PT. Pegadaian bertempat di Pondok Marengan Indah, Desa Marengan, Kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur.

Program tersebut yang secara serentak dilaksanakaan di 12 Kantor Wilayah di seluruh Indonesia, termasuk di Kabupaten Sumenep, Madura.

Kuswiyoto, Direktur Utama PT. Pegadaian menyampaikan, melalui program tersebut, pihaknya ingin mengajak masyarakat agar lebih proaktif peduli terhadap lingkungan.

"Melalui gerakan 'Memilah Sampah Menabung Emas' ini kami lakukan sebagai wujud bakti dalam mendukung program Indonesia Bersih." Ucapnya. Sabtu (6 April 2019).

Kuswiyoto berharap agar program itu berjalan dengan lancar dan baik, dalam acara yang sama pihaknya juga meresmikan Bank Sampah.

"Bank Sampah ini nantinya berfungsi bagi masyarakat yang mendaftarkan dirinya sebagai nasabah, dapat menukarkan sampah yang diperoleh dengan tabungan emas atau uang, atas nama Pegadaian." Jelasnya.

Sementara Bupati Sumenep, KH A. Busyro Karim mengapresiasi program ‘Memilah Sampah Menabung Emas’ tersebut. Pihaknya berharap, itu juga akan ada di sejumlah Daerah kepulauan di Kabupaten Sumenep.

"Program ini sangat bagus. Sebab, ternyata membersihkan sampah tidak hanya menciptakan lingkungan yang sehat, tapi juga memberi penghasilan." ucapnya.

Sampah yang ditabung dalam Bank Sampah, nantinya akan dipilah dan dihancurkan dengan alat khusus. Kemudian diolah menjadi sejumlah barang yang bernilai ekonomis. (Hr/Kimputrakalianget)

Jumat, 05 April 2019

PT. Garam Persero Tbk Kalianget Gelar Pasar Murah

SUMENEP, kimputrakalianget - PT. Garam Persero Tbk. Kalianget menggelar Pasar Murah Se- Madura, tepatnya di Lapangan Merdeka kantor PT. Garam Kalianget, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Sabtu (06 April 2019).

Pagelaran Pasar Murah tersebut akan di buka hari ini sekitar Pukul 10.00 Wib akan dihadiri langsung oleh Bupati Sumenep KH. A. Busro Karim, M.Si dan juga Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M. Soemarno beserta rombongannya.

Kegiatan Pasar Murah yang di gelar hari ini di dampingi oleh Direktur PT. Garam Persero Tbk Sumenep. Dan juga di ramaikan oleh Perbankan dari berbagai UKM di dalamnya. Perlu di ketahui juga bahwa harga di Pasar Murah tersebut dibandrol mulai dari Rp. 10.000 per paket, maka dari itu ayo buruan kunjungi pagelaran Pasar Murah kali ini. (Hr/kimputrakalianget)

Kamis, 04 April 2019

Bank SPM Prioritaskan Grosir Dan Retail SIJA Sumenep

SUMENEP – Kimputrakalianget - Direktur Utama BPRS Sarana Prima Mandiri Pamekasan turut hadir dalam Fun Bike dalam rangka HUT REI sekaligus Grand Launching SIJA Grosir & Retail di Marengan, Kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, (31/03).

Direktur Utama BPRS Riyanto merasa bangga dengan Bank SPM termasuk salah satu pendukung acara ini.

"SIJA Grosir & Retail ini merupakan nasabah prioritas Bank SPM karena kami ikut membiayai investasi pembangunan swalayan yang cukup besar, lengkap mewah dan kemungkinan menjadi pusat grosir terbesar di Kabupaten Sumenep, sehingga wajar jika kami turut memeriahkan dan mensukseskan acara ini." Katanya.

Efendi Irawan, salah satu pengusaha muda dibidang property selaku pemilik swalayan yang merupakan putra Daerah Marengan Sumenep memang bertekad untuk menjadikan SIJA Grosir & Retail ini menjadi yang terbesar di Sumenep.

"Kami keluarga besar SiJa (Siti & Jamal) bertekad untuk mengembalikan kejayaan Marengan Tempo Doeloe yang dikenal sebagai Kota Niaga. Kami persembahkan sebuah pusat pembelanjaan yg representatif buat masyarakat Sumenep termasuk juga masyarakat dari Kepulauan2 yg ada di Sumenep." Ucapnya. Kamis 04/04/2019.

SIJA Grosir & Retail dengan bangunan 3 lantai, yang dibangun dengan konsep modern dan lengkap untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dengan harga bersaing.

Disamping itu, Pembeli dimanjakan dengan adanya escalator yang menghubungkan lantai 1 dan lantai 2 yang berisi semua kebutuhan pokok masyarakat. Di lantai 3 akan disediakan berbagai kebutuhan lainnya yang dilengkapi dengan sajian hiburan dan tempat kongkow sembari menikmati keindahan Sumenep. (Hr/kimputrakalianget)

Rabu, 03 April 2019

Gempa Kembali Di Rasakan Warga Kecamatan Raas Kabupaten Sumenep

SUMENEP, Kimputrakalianget - Kembali dirasakan guncangan gempabumi tektonik berkekuatan 4,5 Skala Richter diwilayah Kecamatan Raas, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, Rabu 03/04/2019 sejak pukul 15:32:33 WIB.

Dari hasil analisa Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menujukkan bahwa gempabumi ini berkekuatan M=4,5. Episenter terletak pada koordinat 7,17 LS dan 114,60 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 81 kilometer Tenggara Sumenep, Jawa Timur pada kedalaman 10 kilometer.

Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas sesar aktif.

"Dampak gempabumi berdasarkan laporan masyarakat berupa guncangan dirasakan di wilayah Raas II MMI," kata Kepala Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kalianget, Sumenep, Usman Khalid, dalam keterangan rilisnya yang diterima Kimputrakalianget.com

Menurut Khalid, Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami

"Gema ini tidak berpotensi tsunami, dan masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya." Tutupnya. (Hr/kimputrakalianget)

Selasa, 02 April 2019

PAUD Suryalaya Asah Kemampuan Menjahit

SUMENEP_KIMPutraKalianget - Salah satu upaya untuk merangsang tumbuh dan berkembang anak, adalah dengan melakukan kegiatan menjahit. Kegiatan tersebut, merupakan cara untuk mengetahui tingkat kemampuan motorik anak PAUD Al Quran Suryalaya Kolor, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Rabu (03/04/2019).

Dalam kegiatan itu, anak-anak berinteraksi langsung dengan menggunakan tangan dan mata untuk mendapatkan sebuah karya yang sudah dilakukan. Sehingga, hal itu dirasakan efektif dan menjadi salah satu cara untuk melatih keterampilan dasar anak dalam mempersiapkan diri pada kemampuan lebih lanjut.

Dartik, salah satu pendidik PAUD Al Quran Suryalaya mengatakan, Anak di usia dini bertumbuh dan berkembang menyeluruh secara alami, jika pertumbuhan dan perkembangan tersebut di rangsang, maka akan mencapai tahap optimal.

"Kegiatan menjahit pada anak usia dini tidak sama dengan orang dewasa. Menjahit pada anak usia dini dengan menggunakan pita atau tali, karena menjaga keamanan pada anak," ucapnya, Selasa (02/04).

Dartik juga menjelaskan, ada beberapa tahap dalam kegiatan menjahit pada anak usia dini. Di antaranya, yang pertama dengan empat lubang dan harus diberi angka 1- 4, kedua dengan enam lubang yang diberi angka 1- 6, dan ketiga dengan delapan lubang yang diberi angka 1- 8.

“Keempat dengan sepuluh lubang dengan memberi angka 1-10, kelima dengan dua belas lubang dengan memberi angka 1-12,” terangnya.

Sementara, tujuan dari kegiatan menjahit tersebut, yaitu untuk melatih motorik halus anak. Disamping itu juga melatih konsentrasi anak, kemampuan logika, dan melatih koordinasi mata, serta tangan anak. (Hr/KIM Putra Kalianget)

Sejarah singkat Asta Gumuk

SUMENEP, KIM_PutraKalianget - Ilmu belum sempurna sebelum injak Asta Gumuk, Kiai Ali Barangbang dikenal sebagai ulama yang istimewa. Suatu h...